"Andin ... aku tahu, ini tidak akan mudah. Maka dari itu jika kamu nanti butuh petuah atas perilaku Dipta, datanglah padaku." Andin hanya mengangkat wajahnya dan menatap Jodi dengan penuh kebingungan. "Tapi, kenapa harus aku, Pa?" Jodi tertawa kecil mendengar pertanyaan Andin. "He he, karena kamu adalah wanita pilihan." Andin masih mengerutkan keningnya. "Wanita pilihan?" "Ya, aku tahu dan kamu pun pasti tahu bagaimana selera Dipta, bukan? Tapi, mengapa kamu bisa masuk dalam jerat Dipta, Andin? Itu bukan suatu kebetulan. Tapi, mungkin itu adalah jalan Tuhan mempertemukan kalian dan jalan Tuhan membawa Dipta dari kesesatan buih cintanya." Sava hanya mendengarkan dengan sambil memainkan tangan sedikit keriput Jodi. "Kakek, jadi Kakek tidak ulang tahun?" Jodi mengecup kening Sava. "Mama