Andin terpaksa mengeratkan tangannya ke pinggang Dipta. Hembusan angin karena mereka berjalan membuat wangi parfum dari tubuh Dipta kembali tercium di hidung Andin. Jujur, Andin begitu menyukai wangi parfum yang dipakai Dipta. Padahal, sebelumnya Andin kurang menyukai wangi parfum. Perlahan Andin mendengar detak jantung Dipta yang sedikit kencang karena tangannya masih di depan tubuh Dipta. Andin juga memberanikan diri sedikit mendongak dan menatap leher belakang Dipta yang terdapat tato, Andin pun memalingkan wajahnya dan beralih menatap wajah Dipta dari belakang. Semakin diperhatikan, Andin mengakui jika Dipta memang tampan. "Sudah sampai." Dipta membuka tangan Andin lalu membawa Andin duduk di sisi tempat tidurnya. Andin mengedarkan pandangannya karena ternyata Andin di bawa ke kamar