When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Selama menuju Ndalem Fayez terus menggenggam tangan Hasna dan tersenyum manis karena melihat wajah Hasna yang tidak rileks. “Mas, kenapa Umi juga mengajak Ustadzah Zahra?” Tanya Hasna yang tidak bisa menahan rasa penasarannya. “Aku juga tidak tau, sayang …” Bisik Fayez menarik lembut Hasna untuk lebih dekat padanya. Mereka semua kini telah duduk di ruang tamu utama, Abi Zubair juga tidak tau apa permintaan istrinya tahun ini kepada Fayez, namun keningnya juga mengernyit sempurna saat melihat istrinya itu justru mengajak Zahra yang merupakan orang luar, sekali pun hubungan mereka bisa dikategorikan dekat. “Ada hal yang ingin Umi sampaikan dan ini juga menjadi permintaan sebagai hadiah pernikahan Umi, Gus. Insya Allah ini baik dan akan membuat kamu bahagia juga.” Ucap Umi Ainun denga