“Di mana hati Umi sampai sejauh ini melukai Hasna? Astaghfirullah, Abi benar-benar tidak menyangka lisan yang biasa Umi gunakan untuk berdzikir nyatanya begitu tajam bagai sembilu melukai orang lain, bagaimana Umi akan mempertanggung jawabkan ini di hadapan Allah, Umi? Bagaimana Umi menggunakan lisan yang sama yang Umi gunakan untuk berdzikir sekaligus menyakiti hati anak perempuan Umi? Ya Allah … Hasna itu anak perempuan seseorang, Umi, dia dititipkan oleh Abinya kepada putra kita dan keluarga kita, dia meninggalkan istananya untuk mengabdi pada keluarga ini, dia yang seorang putri di keluarganya harus keluar dari lingkungannya yang nyaman untuk tinggal di tempat baru bersama anak kita. Tapi sampai hati Umi melukainya seperti itu? Di mana Umi belajar menyakiti orang dengan sedahsyat itu?”
