Ia bingung. Tiba-tiba saja tubuhnya sudah berada di atas kasur kamar kosannya. Sempit memang tapi cukuplah untuk menampung tubuhnya yang semakin hari semakin mengering bersama imannya yang kian kropos. Memang sesungguhnya tak ada manusia yang imannya konsisten. Tetap sejak awal sampai akhir. Tak ada. Begitu pun ia. Imannya naik-turun. Bagai terombang ambing di lautan bebas. Dihempas badai gelombang yang di dalam hidupnya bernama ujian. Hidup itu memang ujian. Tapi segala tanya dalam hatinya akan keberadaannya yang ganjil langsung menguap saat ia melihat dirinya sendiri keluar dari kamar mandi. Sudah rapi dengan rok dan kaos longgar ditubuhnya. Ia mengucek-ucek matanya. Berkedip-kedip. Menatap gadis yang kini sedang bercermin di depan kaca rias di kamarnya. Itu ia. Bukan orang lain. Ini ane