Bab 30

527 Words
Lexington, Manhattan, New York City Sabtu, 9 Desember 2017    -- Aku sedang berdiri di atas jembatan Brooklyn dan menunggu Kate pagi itu. Semalam dia berjanji akan menemuiku di sana. Namun hingga siang, dia tidak penah datang. Aku membaca agendaku berkali-kali, berpikir kalau ada yang salah tentang janji pertemuan itu, nyatanya tidak. Disana tertulis jelas: di jembatan Brooklyn, temui Kate. Sebuah bus melintas cepat di jalur itu. Aku mabuk dan berdiri dengan limbung di depan toko minuman. Aku tidak yakin apa yang sedang kutunggu. Kutatap belasan orang yang sedang berjalan di seberang, keributan yang terjadi di sekitar dan suara bising sirine ambulans yang melewati jalan raya. Aku melihat Nicole berdiri di depan toko peralatan bayi. Dia bersama putranya yang masih balita. Wajahnya tampak berseri-seri. Bayi laki-laki itu ikut tersenyum dia melambaikan lengannya yang kecil dan menggunakan sesuatu yang tidak jelas. Kini aku tahu apa yang membuat kedua mataku terasa menyengat. Seorang pria turun dari cadillac hitam, tampilannya rapi. Pria itu menghampiri Nicole, ia memberi ciuman singkat di puncak kepala Nicole kemudian meraih bayi laki-laki itu ke dalam pelukannya. Pandanganku semakin kabur. Kepalaku terasa pening. Aku meneguk alkohol di dalam botol itu, merasakan kedua tanganku bergetar. Pria itu tinggi, rambutnya hitam dan kulitnya pucat. Ia tampil seperti Tom. Mungkinkah itu Tom? Tom yang bersama Nicole dan bayi laki-laki mereka? Aku merasakan sesuatu mengocok seisi perutku. Hawa panas menjalar naik ke tengkukku. Nafasku tercekat saat Nicole menyadari keberadaanku. Dia tampak tidak senang, wajahnya memerah seolah dia berharap aku enyah dari sana. Kulihat Nicole berbicara dengan pria itu - dengan Tom? Tom kemudian berjalan masuk ke dalam mobilnya. Bayi laki-laki itu bersamanya. Nicole hendak menyusul, tapi aku sudah berjalan lebih dulu. Aku menerobos jalanan hingga suara klakson terdengar keras di telingaku. Sebuah mobil nyaris saja menabrakku, pengemudinya meneriakkan sesuatu, tapi yang menjadi pusat perhatianku hanyalah Nicole. Aku berjalan lebih cepat, nyaris setengah berlari untuk mencapainya. Nicole melihatku, dia tampak gelisah, dia berusaha menghindariku. "Nicole!" Aku berteriak memanggilnya. "Tunggu!" Dia tidak menghentikan langkahnya. Dia terus berjalan menuju cadillac tepat dimana Tom dan putranya masuk ke dalam sana. "Hei!" Aku berlari, orang-orang memandangi kami. Aku mengayunkan satu tanganku, kuraih lengannya dan dia berbalik ke arahku. Satu tangannya menyentakku dengan kasar. Aku mendengarnya berteriak di depan wajahku. "Pergi, Sara! Pergi!" Orang-orang mengelilingi kami, aku mendengar suara keributan yang tiba-tiba muncul. Aku ketakutan. Suara-suara itu menggantung di sekitarku. Aku merasa sesak, nafasku tercekat, tanganku bergetar. Aku menutup kedua telingaku, berusaha mengendapkan suara bising itu. Kusaksikan tangan-tangan yang terjulur ke arahku, mereka berusaha meraihku, aku menjauh. Aku berlari secepat mungkin. Aku melintasi jalanan dengan tidak sabar, aku tidak tahu kemana aku melangkah. Aku terus berlari. Nafasku memburu. Aku mendengar teriakan seseorang memanggilku di belakang. Aku mengingat Tom, aku mengingat Nicole dan bayi laki-laki mereka. Aku kalut. Pikiranku kacau, kedua mataku berair. Aku rasa aku cemburu. Itu tidak mungkin Tom. Itu bukan Tom.. dan itu bukan bayi laki-laki mereka. Aku terus berlari, tersuruk-suruk ketika mencapai rawa. Aku terjatuh kemudian bangkit dengan cepat. Aku kebingungan, tempat itu terasa menghimpitku. Pohon-pohon yang mengeliliku seakan meneriakkan sesuatu. Ada begitu banyak suara di kepalaku. Aku tidak bisa menjangkaunya. Yang kuingat, semuanya menjadi gelap.  -- Beritahu saya tanggapan kalian..
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD