"Sudah kuduga kau akan tertidur, syukurlah aku mengunjungimu diwaktu yang tepat," samar-samar kudengar suara seseorang yang jaraknya begitu dekat. Apakah itu mimpi? Atau memang realita? Membuka mata jelas adalah opsi yang paling masuk akal. Oleh sebab itu aku memaksakan diriku untuk melakukannya meskipun dorongan diri tidak ingin demikian. Kantuk yang aku rasakan jauh lebih menggoda dibandingkan sesuatu seperti bangun dari tidur meskipun sinar matahari sudah menerobos masuk lewat jendela. Tidak peduli akan posisi tidur yang menyakiti. Aku memang tipikal manusia yang tidur saat membutuhkannya. Perlahan tapi pasti aku mencoba untuk membiarkan cahaya masuk kedalam retina. Membuatku dapat menangkap siluet seseorang yang nampak familiar. Tapi ketika sudah sepenuhnya melihat aku justru terperanj