Otak Zeth serasa berpindah tempat karena Leon yang terus menarik dan mendorong tubuhnya berkali-kali. Kupingnya mulai terasa sakit mendengar ocehan Leon yang minta dikenalkan oleh seseorang yang bisa dia jadikan pacar.
Setelah makan siang—tentu saja Zeth tidak berani untuk makan sup buatan Key—Zeth, Leon dan Kyle pergi ke kelas mereka selanjutnya. Untung saja hari ini tidak ada kelas yang membuat lidah Zeth terikat. Tetapi kelas mereka hari ini tentang mencampur beberapa tumbuhan aneh menjadi ramuan yang baru. Seperti penghilang luka, penambah stamina, memperkuat Mana, bahkan menghilangkan gatal di punggung.
Sayangnya, setiap tumbuhan yang digunakan untuk membuat semua ramuan itu, tidak pernah Zeth lihat sebelumnya. Sepertinya untuk belajar dengan serius di kelas ini akan percuma. Tetapi setidaknya ia mengantongi beberapa di antaranya untuk diperlihatkan pada Jura, mungkin ia bisa menemukan beberapa tumbuhan yang memiliki efek sama seperti yang digunakan Zeth untuk membuat semua ramuan itu.
Kelas terakhirnya adalah kelas sejarah sihir, dan Jura yang menyampaikan materi untuk kelas itu. Seperti sebelumnya, kelas yang diajar oleh Jura sangat mudah dimengerti.
Di tengah jam pelajaran kelas itu, Jura menaruh dua lembar kertas di atas meja Zeth. Salah satu kertas itu berisi sebuah gambar, atau lebih tepatnya sebuah logo. Seekor serigala berwarna oranye dengan kepalanya yang diangkat tinggi tergambar di tengah-tengah kobaran api berwarna merah, di tengah-tengah d**a serigala itu ada kelopak bunga lili berwarna biru. Tentu saja logo ini baru pertama kali Zeth lihat. Dengan bingung, ia menatap Jura yang masih menjelaskan sesuatu yang ada di dalam buku itu.
Kertasnya yang lain bergambar sesuatu seperti lingkaran sihir. Huruf yang belum pernah ia lihat sebelumnya mengelilingi lingkaran sihir dengan stilir yang lebih terlihat seperti tanaman merambat. Di tengah lingkaran sihir itu ada sebuah bulan sabit dengan bintang di tengah-tengahnya. Mungkin Jura meminta Zeth untuk mencari petunjuk dari logo dan lingkaran sihir ini di suatu tempat? Karena ia tidak mungkin mendapatkan jawabannya saat ini, akhirnya ia memasukkan kedua kertas itu ke dalam kantong celananya.
Kelas sejarah sihir itu berakhir dengan cepat. Tentu saja, karena monolog[1] Jura ketika menceritakan sebuah kejadian yang tertulis di buku sejarah sihir itu sangat lucu. Dengan kode dari tatapan mata Jura seperti sebelumnya, mereka berdua berjanji untuk bertemu di taman dekat kantin seperti sebelumnya.
Leon menghentikan Zeth dengan menghalangi pintu keluar kelas itu dengan tubuhnya. Wajahnya terlihat sangat kecut, kemudian ia berkata, “Mau pergi kencan lagi?”
Zeth hanya bisa mendesah panjang sambil menggelengkan kepalanya. “Tidak, kali ini aku ingin bertanya sebuah materi pada Jur—Profesor Jura.”
“Ha! Kau ingin memanggilnya Jura, kan!? Seberapa dekat kau dengannya? Apa jangan-jangan seseorang yang mengisi hati Profesor Jura, yang seumuran dengannya itu kau, Zeth?”
“Sudah kubilang bukan …”
Leon menyipitkan matanya pada Zeth, berusaha untuk mencari gerak-geriknya yang berbohong, tetapi ia tidak menemukannya. “Tut. Kalau begitu untuk saat ini aku percaya padamu. Jangan sampai salah satu di antara kita bertiga memiliki pacar terlebih dahulu. Kita ini saudara seperjuangan!”
“Ya, ya, ya. Aku sedang cepat-cepat, Leon!”
Meski tidak ingin membiarkan Zeth sendirian dengan salah satu gadis pujiannya, Leon mau tidak mau membiarkan Zeth lewat. “Oh, sebelum kau lupa. Jangan pergi ‘kencan’ lagi besok, Zeth! Kita harus pergi ke kota untuk beli beberapa peralatan baru.”
“Seharusnya kau bilang sebelum kau lupa, Leon.” Dengan cepat, Zeth menghindari kaki Leon yang berusaha untuk menendangnya. Ia langsung berlari ke arah taman di dekat kantin setelah mengunjungi perpustakaan sebentar, kemudian memilih tempat duduk yang tidak ada banyak orang di sekitarnya.
Setelah duduk dan melihat ke sekeliling kalau tidak ada orang yang memerhatikannya, Zeth mengeluarkan dua lembar kertas yang diberikan oleh Jura saat di kelasnya tadi. Kemudian membuka buku mantra sihir yang ia pinjam beberapa menit lalu dari perpustakaan akademi.
Mencocokkan bentuk kata yang mengelilingi lingkaran sihir itu ternyata tidak mudah. Mata Zeth terasa hampir teleng karena mencari bentuk kata yang mirip dengan yang ada di dalam buku mantra sihir. Belum lagi ia harus menguraikan makna dari mantra itu … bukankah hal yang seperti ini lebih cocok dikerjakan oleh Jura sendiri? Kemampuan sihir Zeth dan pengetahuannya tentang sihir tidak terlalu bagus, apalagi yang berhubungan dengan lingkaran sihir. Dia baru melihat lingkaran sihir beberapa kali ketika Jura menggunakan buku Grimmoirenya.
Seseorang menepuk kedua bahu Zeth dengan keras sambil berteriak ‘DUAAAAAR!’ dengan kencang di telinganya. Membuat Zeth hampir mati lemas, kertas dan buku yang dipegangnya terpental tinggi ke udara. Key tertawa terbahak-bahak sambil menahan perutnya yang kesakitan karena tertawa, keduanya matanya mulai basah karena air mata. “Kau ini kurang hati-hati, Zeth!”
Zeth mengusap dadanya, mencoba menenangkan jantungnya yang masih berdetak kencang. “Kalau aku mati kena serangan jantung bagaimana!?” Mendengar hal itu, Key malah tertawa semakin kencang. Sambil mencibir, Zeth mengambil kertas dan buku yang terpental sedikit jauh.
Dengan cepat, Jura berlari ke arah Zeth dan Key ketika ia mendengar tawa Key yang terbahak-bahak. “Keyyyyy!!” kata Jura sambil berlari ke arah Key dengan tangannya yang terbentang lebar.
Key menghentikan Jura yang berusaha untuk memeluk tubuhnya dalam pelukan besar dengan memegang kepala Jura. Dengan bibirnya yang dikerucutkan, Jura merengek pada Key, “Kau tidak rindu padaku?”
Key hanya memutar kedua bola matanya, tetapi senyuman cerah menghiasi wajahnya. “Kalian berdua ini, tidak punya kesadaran diri, ya?”
“Apa maksudnya itu?” tanya Zeth dan Jura bersama.
“Kemarin sore, kalian berdua bicara rahasia tentang dunia ini, kan? Meski hari sudah cukup sore, dan tidak banyak orang yang masih ada di dalam akademi, jika orang-orang jahat itu yang mendengar percakapan kalian berdua bagaimana?”
“Umm … tapi kami berdua sudah berbicara dengan suara yang pelan …” kata Jura berusaha membela diri.
“Pelan apanya? Justru suaramu yang sangat kencang, Jura! Membicarakan Baron yang makan masakan buatanku ketika kita baru saja sampai di hutan itu!”
“Jadi itu yang kau dengar …” kata Zeth pelan.
“Ey, percakapan kalian bisa sangat mencurigakan, kalian tahu?” Key mendesah sambil menggelengkan kepalanya. Lalu duduk di sebelah Zeth, begitu pula dengan Jura. Jika Leon atau Kyle sampai melihatnya … mungkin malam ini Zeth tidak bisa tidur dengan tenang. “Tetapi karena pembicaraan kalian itu, aku jadi ingat semuanya,” lanjut Key.
“Oh iya. Bagaimana kau bisa ingat, Key? Dari ucapanmu, sepertinya kau masih belum sadar dari ilusi dunia ini ketika mendengar percakapanku dengan Zeth, ‘kan?”
Key menganggukkan kepalanya. “Rasanya sangat aneh ketika … ‘ilusi’ itu masih ada. Kepalaku rasanya dipenuhi oleh kabut. Ketika bangun tidur, hal pertama yang kupikirkan adalah memasak makanan untuk makan siang di dapur kantin. Semua juru masak yang ada di dapur itu memanggilku sebagai pimpinan mereka, berarti aku sangat pandai memasak, ‘kan?”
“Nyatanya kau sama sekali tidak bisa masak, bahkan menciptakan racun yang sungguh mematikan!” lanjut Jura.
“ … aku tidak akan menyangkal hal itu karena kau benar, Jura. Setelah selesai memasak menu yang pertama, aku memang sadar bahwa aku tidak bisa masak! Lalu, kenapa aku bisa menjadi kepala juru masak?” Key mulai menggunakan gerak tubuhnya untuk bercerita secara berlebihan. “Saat pekerjaanku sudah selesai, dan aku ingin kembali ke kamarku. Tidak sengaja aku mendengar percakapan kalian tentang seseorang bernama Baron yang pingsan karena memakan masakanku itu. Seketika, kepalaku terasa tercerahkan!”
Zeth dan Jura hanya menganggukkan kepala mereka menanggapi cerita Key. “Tiba-tiba aku berpikir, apa masakanku memang sangat berbahaya? Kemudian, karena sup yang kubuat entah kenapa masih tersisa banyak, akhirnya aku memakannya …” Key menggerakkan sebelah tangannya, pura-pura menyendokkan sesuatu ke mulutnya. “Aku lupa apa yang terjadi setelah itu. Yang jelas, ketika aku sadar, hari sudah pagi dan aku ingat semuanya! Berarti, rahasianya ada di sup buatanku! Supku bisa menghilangkan ilusi dunia ini!”
“OooOoh! Kita bisa coba memaksa Syville untuk makan sup buatan Key kalau begitu!” kata Jura yang entah kenapa terdengar lebih semangat.
Key menganggukkan kepalanya sambil mengelus dagunya terlihat bangga. “Benar, ‘kan? Aku sudah melihat Syville beberapa kali di kantin. Bagaimana jika kau yang melakukannya, Zeth?”
“Kenapa tidak kau saja, Jura? Kau tahu, ‘kan? Beberapa hari ini aku dikejar-kejar oleh penggemar ‘Dewi Syv’? Jika sampai aku satu meja lagi dengannya, aku khawatir nyawaku takkan selamat …”
“Tut. Kau takut dengan bocah-bocah itu, Zeth? Bukankah sihirmu lebih hebat dari pada mereka? Kau sebut dirimu itu laki-laki!?”
Lelaki mana yang bisa diam mendengar kalimat itu? “Baiklah, baik. Aku akan coba untuk melakukannya. Tapi, bagaimana caranya membuat Syville mengambil sup buatanmu itu, Key? Dari bentuknya saja sudah terlihat mengerikan …”
Key mengibaskan rambutnya yang dikuncir kuda dengan sombong. “Hmph! Lihat besok, menuku akan terkenal dan akan ada banyak orang yang memakannya!” []
Note:
[1] Monolog: adegan sandiwara dng pelaku tunggal yg membawakan percakapan seorang diri.