23 - Aku mengingatnya

1142 Words
Melihat Jura yang sudah mulai berjalan menjauh, dan Zeth masih mengusap tulang keringnya, seseorang yang bersembunyi di balik dinding yang mendengar percakapan kedua orang itu hanya bisa mengerutkan keningnya dalam-dalam. Setelah melihat Zeth yang akhirnya berjalan pergi, orang itu membalikkan badannya dan kembali ke ruangan miliknya. . . Zeth kembali ke kamar asramanya dengan tubuh yang dibanjiri oleh keringat dingin. Tidak disangka, ternyata orang-orang yang membuat rencana pembunuhannya ketika di kantin benar-benar melakukannya. Sepertinya akan lebih sulit untuk bertemu Syville setelah ini. Melihat Zeth yang dibanjiri oleh keringat, Leon dan Kyle tersenyun miris padanya, kemudian mereka berdua menepuk punggung Zeth dengan rasa penuh simpati. Merasa tidak diadili, dengan marah Zeth mengambil handuknya dan pergi ke kamar mandi. Setelahnya, ia mengambil beberapa buku dan mempelajari materi untuk kelasnya besok. Setidaknya ia harus mengetahui dasar semua pelajaran agar ia tidak terlalu takut jika disuruh menjawab pertanyaan acak dari profesor yang mengajarnya. Keesokan paginya, setelah sarapan di kantin asramanya dengan tatapan tajam yang tertuju pada punggungnya, Zeth ditemani oleh Leon dan Kyle harus melewati jalan tikus untuk sampai ke Akademi Sihir untuk menghindari pemburu yang dengan senang hati ingin memenggal leher Zeth. Orang-orang ini lebih berbahaya dari monster yang dengan senang hati membunuhnya di alam liar sana! Kenapa orang-orang ini terlalu barbar, sih!? Gelar Dewi Syv lebih mengerikan dari apa yang Zeth pikir selama ini. Terlihat dari kondisinya saat ini, dan dirinya yang tidak ingin mati muda … sepertinya ia hanya bisa menyerahkan tugas untuk menyadarkan Syville dari ilusi dunia ini pada Jura. Berarti, ia harus mencari di mana Key, Lucius atau Airella. Zeth dan kedua temannya sengaja masuk ke dalam kelas ketika bunyi lonceng tanda kelas pertama segera dimulai berbunyi. Dengan cemberut, Leon merengek pada Zeth, “Kenapa aku dan Kyle harus ikut sengsara denganmu, sih!? Kita tidak mendapat untung sama sekali, sedangkan kau bisa berbicara dengan Dewi Syv!” Zeth sengaja memasang wajah yang memelas. “Ayolah, kalian sudah kuanggap saudara sendiri. Lagi pula kalian juga tahu kalau aku tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Syville, bahkan kita baru bertemu pertama kali dengannya ketika di lorong itu, ‘kan!?” “Argh, aku kesal ketika kata-kataku sendiri berbalik padaku!” Kyle juga ikut merengek pada Zeth. “Setidaknya beri kami kebahagiaan juga, Zeth!” Zeth memutar kedua bola matanya ketika mengerti apa yang dimaksudkan oleh Kyle. “Jika aku bertemu dengan ‘Dewi Syv’ lagi, kalian boleh ikut berbicara dengannya. Bagaimana? Puas?” Leon dan Kyle tersenyum puas sambil mengangkat ibu jarinya pada Zeth. “Setuju!” . . Sepertinya Zeth masih bisa hidup lebih lama. Karena, tidak ada lagi kejadian ‘tabrakan di lorong’ dengan Syville. Meski saat sampai di kantin, Zeth, Leon dan Kyle mendapat senyuman yang cerah serta lambaian tangan dari Dewi Syv, orang-orang yang merencanakan pembunuhan Zeth tidak langsung melaksanakan misi mereka. Membuat Zeth mendesah dengan lega. Ketika kembali mengambil makanan dari jajaran menu yang disajikan dengan ala prasmanan, Zeth kembali melihat menu mencurigakan berwarna ungu yang meletupkan gelembung yang mengeluarkan asap setiap detiknya. Ia heran, bagaimana bisa menu berbahaya itu masih disajikan. Apa akademi ini tidak memiliki Sertifikat Laik Sehat!?[1] Yang membuat Zeth lebih terheran lagi, seorang siswa dengan tubuh yang sangat besar, dan pipinya yang tembam berjalan ke dekat menu itu dan tanpa ragu memenuhi mangkuknya dengan menu itu. Tunggu, bukankah orang itu yang bilang kalau menu itu sangat enak dan terasa unik!? Jika orang itu sampai memakannya sekali lagi, apakah berarti menu itu memang enak? Sambil memerhatikan siswa itu, Zeth selesai mengambil makan siangnya dan memilih meja untuk duduk di dekat seseorang yang menantang menu menakutkan itu. Tidak hanya Zeth, orang-orang di sekitarnya juga memerhatikan siswa itu makan dengan lahap. Setelah menaruh mangkuk kosong dan bersendawa dengan puas, siswa itu menggebrak meja dan menyahut dengan keras, “Siapa yang memasak menu ini! Aku harus bertemu dengannya!” Setelah beberapa menit siswa itu membuat kehebohan, akhirnya pintu yang menyambungkan antara kantin dan dapur terbuka dengan kencang. Mata Zeth langsung tertuju pada seseorang yang keluar dari dapur. Senyuman Zeth langsung merekah di wajahnya. Benar saja, menu mengerikan itu hanya bisa dibuat oleh Key! Dengan langkah kaki yang mantap, Key berjalan ke arah siswa itu dengan wajah yang dibuat sombong dan angkuh, membuat Zeth tertawa geli sendiri. Sambil melepas topi kokinya yang berwarna putih dengan garis berwarna emas. “Aku yang memasaknya. Ada perlu apa? Kau tahu seberapa sibuknya aku?” kata Key terdengar arogan, yang membuat Zeth semakin tertawa. Meski terlihat sedikit gemetaran, karena sifat Key yang seperti itu, siswa dengan tubuh besar itu menegakkan tubuhnya dan berkata, “Pantas saja masakan ini sangat enak dan unik! Seorang Kepala Juru Masak yang membuatnya! Maaf membuatmu menyia-nyiakan waktumu.” “Kepala Juru Masak?” tanya Zeth dengan sebelah alisnya yang terangkat. “Kau lihat topi kokinya dengan garis berwarna emas itu? Berarti kemampuannya dalam memasak bisa dibandingkan dengan juru masak istana!” kata Kyle menjawab pertanyaan Zeth dengan bangga. Pengetahuan umumnya sangat bagus. Peran yang diberikan dunia ini benar-benar di luar dugaan! Bahkan Zeth berpikir dunia ini hampir salah memberi peran juru masak pada Key. Senyum Key semakin sombong setelah mendengar bisikan pujian dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Bahkan ada beberapa orang yang ikut menantang … maksudnya mencoba menu mengerikan yang dibuat olehnya. Yang tentu saja Zeth tahu orang-orang itu akan berakhir dengan tragis ketika memakan masakan itu, tetapi Zeth pura-pura tidak menyadarinya. “Apa hanya menu ini yang kau buat? Bukankah sangat sayang jika seorang juru masak yang hebat sepertimu hanya membuat satu menu?” tanya siswa dengan tubuh besar itu. “Tut. Kau ingin aku membuat akademi ini bangkrut? Bayaran satu menu saja sudah cukup tinggi!” meski terdengar arogan, Zeth tahu kalau Key tidak sungguh-sungguh untuk mengatakannya. Setelah mengatakan hal itu, entah kenapa Key kembali masuk ke dapur. Tetapi, tidak dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Mereka percaya dengan apa yang dikatakan oleh Key tanpa ragu. Dengan panci yang berisi banyak sup(?) buatannya, Key berjalan ke arah siswa bertubuh besar itu. “Karena kau benar-benar menyukai masakanku, kau bisa makan semuanya!” Siswa bertubuh besar itu berterima kasih pada Key sampai hampir bersujud di kakinya. Kemudian mengambil sendok yang besar dan langsung memakan sup(?) itu dari dalam panci. Zeth hanya bisa mengerutkan keningnya melihat siswa itu makan dengan lahap. Kemudian, matanya tak sengaja beradu dengan Key. Zeth tersenyum pada Key, yang dibalas dengan senyumannya juga. Kemudian Key berjalan ke arah Zeth dengan mangkuk berisis sup(?) buatannya. Zeth menelan ludahnya dengan susah payah ketika mangkuk berisi sup(?) itu berada di depannya. Masih dengan senyuman menghiasi wajahnya, Key berbisik pelan pada Zeth, “Aku mengingatnya.” Kalimat itu membuat perhatian Zeth tertuju padanya. “Apa maksud Kepala Juru Masak?” tanya Zeth pura-pura tidak mengerti. Key tertawa sambil menggelengkan kepalanya. “Ayo kita bertemu di taman dekat kantin ketika kelasmu sudah selesai. Jangan lupa panggil Jura.” Zeth ikut tertawa sambil menganggukkan kepalanya. “Tentu, Kepala Juru Masak.” Key memukul bahu Zeth kencang. “Jangan panggil aku seperti itu!” Kemudian ia langsung pergi kembali ke dalam dapur. Leon dan Kyle hanya terdiam melihat Zeth dan Key yang saling berbicara dengan santai satu sama lain. “Sungguh, berapa banyak gadis yang kau kenal, Zeth!?” kata Leon marah. Note: [1] Sertifikat Laik Sehat: atau yang sering disingkat sebagai SLS merupakan prasyarat kebersihan sanitasi yang dikelola rumah makan dan restoran agar tidak membahayakan kesehatan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD