Chapter 14

1179 Words
Happy reading again:'D *** "Halo." suara panggilan dari seberang menyahut ucapan Dyandra di ponselnya. "Dimana Kent? Aku ingin bicara dengannya, teleponnya tidak di angkat dari tadi. Max tolong berikan ponselnya pada putraku bila anak itu ada di dekatmu. " "Oh, Mrs. Maxwell. Tuan sepertinya tidak bisa di ganggu untuk sekarang–" "Kenapa? Dia sedang apa sampai tidak mau mengangkat telepon Mommynya sendiri?" sela Dyandra murka. "Bukan seperti itu, hanya saja tuan bersama-" "Kau juga mengetahuinya kan?" tebak Dyandra tiba-tiba menuduh. Tapi, tentu saja pasti tahu, Max adalah tangan kanan putranya. "Mengetahui?" "Pernikahan diam-diam anakku!" "........" "Max? Jangan ikut bisu seperti bosmu!" ucap Dyandra kejam karena tak mendapat respon. Suara ringisan samar terdengar dari seberang. "Emm... itu, tuan Keniti yang–" "It's okay. Sekarang putraku mana, aku ingin bicara dengannya." tanya Dyandra menyela penjelasan Max yang sedikit terbata. "Tapi tuan—" "Berikan saja, apa yang tengah dia lakukan sampai susah sekali untuk mengangkan?! Cepat berikan Max!" Dyandra mendesak paksa. "Kalau begitu tunggu sebentar," Beberapa menit kemudian, suara Kent terdengar dan tanpa basa-basi Dyandra langsung melempar kata-katanya dengan intonasi keras, membuat pria yang tengah menempelkan ponsel di telinganya meringis karena suara menggelegar itu. "Keniti, aku tak menyangka kau akan melakukan ini!" teriak Dyandra tak tanggung-tanggung, bahkan Andre dan Kenzu yang masih di ruangan, terlihat meringis mendengar teriakan melengking wanita yang mereka sayang itu. Mereka berpikir dan perihatin, mungkin telinga Keniti berdengung karena teriakan itu. "Mom, bicara santai saja!" suara berat Keniti di seberang terdengar. "Bagaimana aku bisa santai bila pernikahan putraku saja aku tidak tahu. Dasar anak nakal, kau menyembunyikan hal sakral ini dari keluargamu hah!" ucap Dyandra menumpahkan kekesalanya. "Bagaimana Mom tahu?" "Kau tahu siapa Mom! Kau harus membawa istrimu ke hadapan kami kalau tidak—" "Ya, aku akan membawanya tapi setelah kemauanku terpenuhi disini!" "Kemauanmu, maksudmu? " Kening Dyandra mengerut mendengar itu. "Kemauan yang diinginkan Mommy juga, Kalau begitu aku tutup. " kata Keniti ambigu langsung memutus panggilan secara sepihak membuat Dyandra berdecak. Dasar anak kurang ajar! Sedangkan Andre terkekeh geli. pria paruh baya itu memakluminya, bahkan ia sebenarnya juga terkejut anak pertamanya itu menikah tanpa sepengetahuannya. Tapi anaknya itu pasti mempunyai alasan dan semua informasi yang di inginkannya muncul setelah dirinya memerintahkan Nolam, Pria setengah baya yang sudah lama mengabdi padanya bisa di manfaatkannya untuk menggali informasi apa yang di lakukan anak pertamanya itu terlebih Nolam adalah salah satu kepercayaan Keniti. Ia tahu anaknya itu ingin melindungi wanita itu dengan cara mengklaim menjadi istri. Mungkin. Huh rumit sekali hidup ini! "Mungkin dia memiliki alasan untuk tidak memberitahu kita. " ucap Andre, sambil bergerak membawa kepala istrinya itu ke dadanya. Ya, meskipun mereka sudah berumur 50 tahunan, Andre dan Dyandra masih terlihat awet muda, bahkan kulit Dyandra masih terlihat kacang dengan wajah yang cantik dan Andre masih terlihat gagah dan tampan dan ketampanan dan kecantikan itu terwariskan ke anak-anak mereka. Si tampan Keniti dan Kenzu dan si cantik Kannya. Tiga bersaudara yang mempunyai sifat berbeda satu sama lain. Suara dengusan terdengar dan asal suara itu ternyata dari Kenzu yang masih duduk manis dan menatap orang tuanya yang bermesraan di hadapannya. "Sudah tua kenapa terus mesra-mesraan?!" gumamnya sarkatis, tapi tak ayal suaranya tidak bisa di katakan pelan karena terdengar di kedua orang tuanya yang langsung menatapnya tajam. Kenzu hanya menyengir kuda saat melihat tatapan kedua orang tuanya itu yang terkesan ingin melumat habis tubuhnya. "Tidak tua tidak muda bermesraan itu wajib bagi pasangan, terlebih sudah menikah. Kau juga akan merasakannya bahkan mungkin lebih parah. Sekarang saja kau memaksa wanita itu menikahi mu, kau tak seperti ini sebelumnya son. " ucap Andre tiba-tiba memberi peluasan. "Well, aku juga menyadarinya Dad, wanita itu benar-benar menarikku, sedangkan kami baru bertemu hanya kurang dari sebulan saja. " kata Kenzu, pandangannya menerawang. "Kau mencintainya?" kalimat yang keluar dari Andre terdengar bukan pertanyaan melainkan sebuah pernyataan. Kenzu menggeleng sembari tersenyum. "Aku tidak tahu, mungkin nanti tiba saatnya aku benar-benar menyadarinya." Andre mengangguk. "Kalau begitu, good job untuk perjalanannya, dan ingat jangan sampai menyesal di tengah jalan, oke?" ucapnya memberi nasehat tersirat. "Dan oh son tatatapanmu itu tidak bisa berbohong. Kau payah dalam mengatakan kalimat 'itu' pokonya selamat menghadapi liki liki rumit yang akan mengadang jalanmu." Kenzu malah mengedikkan kedua bahunya. "Terserah Dad saja, aku tidak mau terburu-buru. " "Mau ke mana?" tanya Andre kemudian, saat melihat putranya itu bangkit dari duduknya. "Pergi, melihat kalian bermesraan aku langsung teringat dirinya. " Setelah itu Kenzu benar-benar melangkah keluar raungan ayahnya, meninggalkan mereka yang mungkin melanjutkan adegan mesra di ruangan itu. *** Kenzu sekarang berada di depan mansion orang tuanya, berjalan mendekati mobil lalu masuk, kemudian menyuruh supirnya untuk meninggalkan pekarangan mansion orang tuanya. "Hm... Ada apa?" tanya Kenzu, setelah pria itu mengangkat ponselnya yang berdering. "........" “Baiklah dan kosong kan jadwalku untuk nanti malam, tepat jam delapan sampai besok, seterusnya terserah. " Setelah itu Kenzu langsung menutup sambungannya. *** Tanpa terasa waktu dengan cepat berputar. Kenzu dengan wajah lelahnya memasuki ruangannya, dia sekarang berada di perusahaannya. Lelaki itu langsung melemparkan tubuhnya ke sofa, menghela nafas lelah karena sejak dari pagi setelah dia pergi dari rumah orang tuanya, dia langsung di suguhi beberapa perkerjaan yang wajib di kerjakan sampai terakhir mengadakan pertemuan ulang untuk membahas proyek baru. Dan sekarang tubuhnya benar-benar lelah, jujur dari dua hari kemarin dia seperti ini, kerja lembur tapi harus bagaimana, ini keharusan untuk di kerjakan karena banyak orang yang selama ini tergantung padanya, seperti beberapa pegawai yang dengan giat bekerja meski lelah, tapi semua terbayarkan, begitu pun dirinya yang puas. Kenzu melirik jam yang terpasang di tangannya sudah ternyata sudah menujukan pukul tujuh malam. Akhh aku bisa terlambat! Batinnya langsung beranjak. Dia tanpa sadar tertidur tadi, saat keluar Kenzu mendapati sekretaris wanitanya masih terlihat mengerjakan beberapa dokumen. "Kau belum pulang?" tanyanya pada sekretarisnya itu. "Belum tuan, mungkin hari ini aku akan lembur lagi. " Kenzu mengangguk. "Dimana jordan? yang aku ketahui pekerjaan lelaki itu juga banyak." "Katanya tadi ke toilet sebentar tuan. " Jawab Sekretaris dengan nada tidak yakin. "k*****t itu.... “ "Kalau begitu teruskan, aku pergi kalau mau pulang kau bisa minta Jordan mengantarmu." ucap Kenzu sambil tersenyum miring. Sekretaris itu membalas tersenyum. "No thanks, sir. Saya bisa pulang sendiri." Kenzu mengangkat sebelah alisnya. Tumben sahabatnya itu di tolak, yang diketahuinya, mereka selalu jadi pusat kegosipan di sini. Bukan hanya tampan, mereka juga pemilik bangunan mewah pencakar langit ini. Mereka Kenzu dan Jordan bekerja sama, mengembangkan Hotel Zaisan dengan jerih payah mereka sendiri dan tentunya dengan bantuan karyawan-karyawati mereka. Jordan juga merupakan pria yang di lahirkan dari kalangan beranda, tapi entah sudah beberapa tahun berlalu, hubungan keluarga pria itu merenggang dan memutuskan memisahkan diri dari kehidupan keluarga dan dari sana, mereka bekerja sama dan kini usahanya tidak sia-sia. Katakan saja Jordan nakal, Playboy, liar, dan segalanya yang buruk mungkin tersemat di dirinya. Tapi soal kehidupan keluarga pria itu selalu tertutup rapat dan Kenzu hanya sebagian tahu saja rahasia sahabatnya itu "Aku pergi." "Iya, tuan selamat malam. " Setelah membalas selamat malam balik, Kenzu melangkahkan kakinya ke arah Lift, memasuki ruangan kotak itu dan lift pun turun mengantarka ke lantai yang dituju. ••• Terima kasih telah membaca:)♡
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD