Sulvian POV Setelah kuhabisi orang-orang kurang ajar yang hampir saja membunuh adik kecilku, aku berjongkok melihat keadaannya. Tidak biasanya dia sampai terduduk lemas seperti itu. Wajah maupun tubuhnya dipenuhi darah dan keringat, terlihat kacau dan rapuh. Perlahan kuelus pipinya. Memberi nasihat, agar dia mau mengerti, mau berhenti terus mencari masalah dengan orang-orang berbahaya. "Masalah apalagi yang kamu perbuat, Alexandra? Membuat marah orang berkuasa yang mampu mengirim pembunuh bayaran sebanyak ini di siang hari, di tempat umum seperti ini? Tidakkah kamu sadar bahwa hidupmu tidak lagi sendiri? Bayangkan apa yang akan terjadi pada suami dan anak-anakmu nantinya." Sudah hampir delapan tahun sejak terakhir kali adik kecilku terlibat dengan orang berbahaya yang mengirim puluhan