Mikael POV "Vian, Lu serius soal menikah?" tanyaku. Vian tengah berbaring di belakangku, saling berpelukan di balik selimut tanpa memakai pakaian sehelai pun. Lebih tepatnya sih, Vian memelukku dari belakang. Dengan tangan kanannya kujadikan bantal dan tangan kirinya memeluk perutku erat. "Tentu saja, segera setelah keluargamu setuju kita akan melangsungkan pernikahan. Acaranya biar kamu yang pilih mau diadakan di mana. Selama kita bisa menikah secara sah di depan hukum, aku tidak keberatan di mana pun," jawab Vian. Ia kembali mencium puncak kepalaku. Untuk ke sekian kalinya, bersikap begini manisnya. Aku sungguh merasa bahagia, pakai bangett!! Bangettt sekali!! Entah Vian kesurupan apa, hari ini sikapnya manis banget! Membuatku melayang ke atas awang-awang. Kata maaf dan cinta yang