***AUTHOR*** Wulan terperanjat saat mendapati kalau Ervanlah yang mengetuk pintu kamarnya. Wulan menatap wajah kusut Ervan. Ini pertama kalinya Wulan melihat wajah Ervan seperti ini. "Ada apa, Mas?" tanya Wulan cemas. "Entahlah Dek. Aku tidak tahu kenapa Puspa menangis terus." "Puspa menangis terus? Mas bertengkar sama Puspa?" "Aku marah, karena dia tidak mau berterus terang apa yang sudah membuatnya menangis." Wulan mengerjapkan mata, ia berusaha membayangkan, bagaimana kalau Ervan sedang marah. Karena sepanjang mereka menikah, Ervan tidak pernah marah kepadanya, yang sampai membuat wajah Ervan kusut begini. "Biar aku yang bicara dengan Puspa, mungkin kalau kami bicara dari hati ke hati, Puspa mau mengatakan kenapa dia terus menangis," kata Wulan. "Terserah kamu saja, Dek," sahut