Kamu mau ke mana?” Adrian menoleh kepada Pelangi yang duduk di sampingnya, tepatnya di dalam mobil miliknya. Setelah sarapan, Adrian merasa harus mencari udara segar. Pipinya bisa matang kalau lebih lama lagi berada satu ruangan dengan Papanya. Entah sejak kapan papanya bisa mem-bully-nya saat ini. Pelangi sepertinya juga merasakan hal yang sama. Jadi ketika dia mengajak Pelangi pergi wanita itu langsung menyambutnya dengan senang. Tapi saat ini mereka bingung akan pergi ke mana. Karena hari masih pagi, dan Adrian juga masih merasa canggung dengan Pelangi. Karena baru kali ini dia baru berdua dengan Pelangi dalam waktu yang santai dan tak punya tujuan. Menghentikan mobilnya di lampu merah. Adrian mengetuk-ngetukkan jemarinya di kemud, lalu melirik ke arah Pelangi. Dan terkejut saat mendap