KINANTI

1101 Words
Seorang pria baru saja bangun dari tidurnya,ia baru saja pulang ke apartement nya setelah semalam menghadiri pesta ulang tahun temannya di sebuah club malam ibu kota. Pria itu nampak memegang kepalanya efek mabuk semalam. "Ah pusing sekali." Keluhnya. Dia menggelengkan kepalanya untuk menghalau rasa pusing di kepalanya lalu ia melirik ke nakas di mana ada sebuah jam wakeer digital yang menunjukan pukul 06.30. Pria itu menghela nafasnya,dia harus kembali pada kenyataan,Bekerja. " Prassss...." Teriaknya. "Prassss...." Teriaknya lagi, " Prassetyo...." Berulang kali ia memanggil nama asisten pribadinya tak ada juga sahutan dari yang bersangkutan.Hingga ia teringat kembali jika asistennya sudah mengundurkan diri kemarin untuk pulang kampung untuk menikahi kekasihnya dan membuka usahanya sendiri di sana. " Sial..." Segera ia bangkit langsung menuju ke kamar mandi.Hingga 20 menit kemudian ia selesai mandi dan langsung menuju ke walk in closet miliknya,dengan handuk yang melilit tubuhnya ia berkacak pinggang memindai deretan pakaian miliknya. Terbiasa dengan asisten yang mengatur semuanya membuat ia menghela nafasnya, Tanpa menunggu lama ia segera mengambil apa yang akan ia kenakan hari ini.15 menit berlalu ia kini telah rapi dan siap pergi ke kantor. Keluar dari kamarnya ia turun ke lantai satu,melirik ke meja makan,kosong tak ada apapun di sana.Tak ada lagi asistennya yang mengatur segala kebutuhannya. " Apa aku harus kembali ke rumah bunda,sangat sulit sekali mencari seseorang yang seperti Prass." Akhirnya ia memilih langsung pergi ke kantornya,memasuki mobil BMW miliknya lalu ia memakai kacamata hitamnya dan mulai mengendarai mobilnya keluar dari apartement. Sepanjang perjalanan ia bersenandung demi menghilangkan rasa bosan karena ia hanya sendiri sekarang. Hingga sekitar 30 menit ia berkendara,matanya menyipit melihat tak jauh di depan ada seorang gadis cantik yang terlihat kepayahan menghentikan taksi yang lewat. Akhirnya ia menghentikan mobilnya di depan gadis itu,lalu menurunkan kaca jendela mobilnya,Di lihatnya gadis itu dari ujung kepala hingga kaki,satu kata CANTIK,oh tidak 2 kata SANGAT CANTIK. " Butuh tumpangan?" Tanyanya memberanikan diri. Gadis itu tampak ragu-ragu sekaligus cemas,ia yakin jika gadis itu tak akan menolak maksud dari pertanyaanya.Gadis itu tampak melirik jam di tangannya,dia terlihat semakin cemas," Apa kau bisa mengendarai mobilmu dengan cepat?" Tanya gadis itu. " Kau di buru waktu?" Tanyanya lagi dan gadis itu mengangguk. "10 menit,oh tidak 7 menit ke jalan merak kantor Darma Group." "Darma Group?" Pria itu tampak memiringkan kepalanya berfikir. Tiba-tiba gadis itu masuk dan duduk langsung memasang seatbeltnya, " Please,ini hari pertamaku,tolonglah." " Baiklah." Pria itu langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan cukup tingggi. Hingga tanpa terasa tepat 7 menit kemudian mereka sampai di depan lobi perusahaan yang di maksud. " Astaga 1 menit lagi." Tanpa mengatakan apapun gadis itu langsung keluar dari mobil dan berlari dengan sepatu hak tingginya. "Astaga..." Pria itu menggeleng,Hingga ia kembali menoleh menatap gadis yang terlihat telah sampai ke tempat absensi perusahaan, " Wajahnya tak asing." Pria itu tampak memejamkan matanya beberapa saat.Hingga ia tiba-tiba membuka matanya. Segera ia keluar dari mobil dan menyerahkan kuncinya pada security yang bertugas, " Parkirkan mobilku." Lalu pria itu langsung masuk ke dalam perusahaan dan menaiki lift khusus petinggi. Dengan terburu- buru ia masuk ke ruangannya,duduk di kursinya. .Satu tangannya memainkan sebuah balpoint di atas meja.Matanya terpejam dengan alis yang saling bertaut. "Di mana aku melihat wajah cantik itu." Gumamnya,berkali-kali ia mencoba mengingat daftar teman wanitanya tapi tetap saja tak ada yang secantik gadis tadi.Pria itu tampak membuka matanya,memajukan tubuhnya lalu memencet interkom di atas mejanya, " Brian,tolong bawa semua data karyawan baru wanita yang mulai kerjanya hari ini." Pria itu tampak menopang dagunya memikirkan segala sesuatunya,Setelah 5 tahun akhirnya dia kembali ke tanah air untuk mengambil alih perusahaan milik sang bunda.Benar kata bunda dan kakaknya dulu,jika perusahaan yang akan ia pegang bukan perusahaan kecil dan ia tak boleh bermain-main. Tok...tok... Sebuah ketukan pintu menyadarkannya dari lamunannya,tak lama masuk seorang pria sambil membawa sebuah map di tangganya. " Ini berkas yang anda minta pak.Jumlahnya ada 20 karyawan wanita yang mulai kerja hari ini." " Ya duduklah dan tunggu aku memeriksanya." "Baik pak." Pria itu tampak mulai membuka berkas file di tangannya dan memeriksa satu persatu,Hingga ia mundur dan menyandarkan punggungnya ke kursi yang ia duduki.Membacanya baik-baik lalu mengamati foto yang ada di sana.Satu tangannya memainkan dagunya. Memejamkan matanya sesaat lalu kembali membacanya, " Apakah dia? benar-benar dia." Pria itu langsung menatap pada asisten pribadinya, " Brian,aku mau gadis ini menjadi sekretarsiku." Ujarnya sambil menunjukan file di tanganya pada asistennya. " Tapi dia bukan lulusan sekretaris pak." "Aku tak mau tau,atur dia menjadi sekretarisku hari ini juga." " Baik pak." Jawab Bian ragu-ragu. Sepeninggal asistennya pria itu tampak tersenyum, " Kamu banyak berubah,andai aku tak pernah melihat tampilan cantikmu malam itu,aku pasti tak akan mengenalimu sayang." Ujarnya tersenyum puas. Deffano Pov Namaku Deffano Adi Pradipta,aku putra bungsu dari pasangan Daffa Pradipta dan Sifa Ayu Darmawan.Usiaku 25 tahun,Kini aku memimpin salah satu perusahaan keluarga dari pihak ibuku.Lebih tepatnya aku mengambil alih perusahaan keluarga yang di kelola bundaku. Karena sebuah alasan kesehatan membuat bunda tak lagi di perbolehkan oleh ayah untuk mengelola perusahaanya.Sebelumnya perusahaan ini di pegang oleh kakak sulungku,namun karena memang sudah perjanjian sejak awal jika akulah yang pada akhirnya akan mengambil tanggung jawab ini dan tepat satu tahun lalu setelah aku menyelesaikan studi s2 ku,akhirnya di sinilah aku. Kini aku di sini tengah menunggu kedatangan gadis cantik di masa laluku,yang dulu aku cari-cari,namun aku menyerah beberapa bulan lalu,6 bulan sejak aku kembali,aku terus berusaha mencarinya,namun siapa sangka di saat aku mulai menyerah,Tuhan berbaik hati mengantarkannya sendiri dia ke sisiku. Dia Kinan,gadis yang ku renggut kehormatannya,gadis yang pernah ku tolak karena tampilan cupunya,Seekor kupu-kupu cantik yang rupanya bersembunyi di balik kepompongnya,sayangnya di saat kupu-kupu itu keluar dari kepompongnya,justru aku dengan bajingannya merenggut keindahannya hingga iapun memilih terbang jauh dari jangkauanku. Tok...tok... Terdengar suara ketukan pintu,hatiku rasanya berdebar tak karuan. Akhirnya setelah sekian lama,Lebih dari 5 tahun kami berpisah aku akan bertemu dengannya. Ku atur nafasku, "Masuk." Perintahku. Ceklek.... Pintu terbuka,kulihat dia dengan anggun berjalan ke arahku,aku langsung berdiri dan keluar dari balik meja kerjaku.Rasanya ingin ku sambut dia dengan pelukanku.Aku merindukannya. " Permisi..." Ujar Kinan gugup,ia memundurkan langkahnya. Astaga,pantas dia gugup aku tak sadar jika kini jarak kami begitu dekat. " Apa kabarmu?" Tanyaku. Kinan terlihat mengerutkan keningnya, " Baik,ah maaf aku lupa berterimakasih soal tadi,maaf aku maksudku,saya tidak tahu jika anda adalah pimpinan di perusaan ini,maaf karena telah merepotkan anda pak." Aku sedikit bingung dengan responnya,apa aku salah orang?Atau dia pura-pura lupa dengan apa yang kami pernah lalui malam itu. " Kinan." Kataku. " Ya..saya pak." Aku menggeleng,aku yakin aku tak salah orang,dia Kinanku,meski tampilannya sedikit berbeda dari malam itu atau jauh dari tampilan cupunya di masalalu,tapi aku yakin jika dia adalah Kinan, " Kinan? Kamu tak ingat padaku?" Tanyaku sambil memegang bahunya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD