DEFANO

1167 Words
Kinan masih menatap bingung pada pria berstatus atasannya di tempatnya bekerja.Dia adalah pria yang cukup tampan,tidak dia memang tampan di atas rata-rata.Dengan susah payah Kinanti menelan paksa salivanya. "Kamu benar-benar lupa padaku Kinan?" Tanyanya sekali lagi. Kinan menghela nafasnya, " Maaf tuan modus perkenalanmu terlalu biasa.Aku tau aku cantik dan mungkin anda sudah tertarik padaku sejak tadi pagi,tapi maaf aku di sini datang untuk berkerja bukan menggoda pimpinan seperti anda." Tegas Kinan. Defan mengangkat satu alisnya,apa benar jika Kinan tak ingat padanya,sepertinya Defan harus bersabar meski ia yakin jika gadis di depannya adalah Kinannya. Defan menghela nafasnya, " Baiklah..." Ia mundur ke belakang menuju kursi kerjanya dan duduk di sana, " Baiklah nona Kinan silahkan duduk." Perintah Defan tegas. Kinan mengangguk lalu segera duduk di depan meja kerja pimpinannya. Defan berpura-pura membuka file di tangannya sambil sesekali melirik ke arah Kinanti, ' Ah sial kenapa dia sangat cantik sekarang.' Batin Defan. "Jadi nona Kinan,maksud saya memanggil anda kemari adalah..." Defan menatap wajah cantik itu yang terlihat tegang , " Maaf anda tidak bisa bekerja di departement anda sebelumnya." " Maksud anda apa pak? Apa anda marah karena hal tadi? Tolong jangan pecat saya pak, ini pekerjaan pertama saya,masa saya langsung di pecat di hari pertama saya,bagaimana nanti saya mencari pekerjaan lainnya?" Defan menggeleng melihat wanita di depannya terus saja berbicara,melihat itu Defan semakin yakin jika wanita ini adalah Kinan yang sama dengan Kinan yang di kenalnya dulu. " Tenang dulu Kinan,saya tidak akan memecatmu." Kinan langsung terdiam,dia berharap-harap cemas menebak maksud dari bosnya. " Saya tidak memecat kamu,hanya memindahkan pekerjaanmu." " Maksud anda apa pak?" Defan menghela nafasnya, " Kamu jadi sekretaris pribadi saya." Kinan mengangguk mengerti,dan untuk sesaat dia menghela nafasnya lega tapi sedetik kemudian dia langsung menatap protes pada atasannya, " Maaf pak saya tidak bisa." " Kenapa?" Kinan menggeleng, " Jelas saya tidak bisa pak, saya bukan lulusan akademi sekretaris, Saya seorang lulusan Ekonomi." " Saya tak peduli. Terserah kamu mau terima bekerja menjadi sekretaris saya atau kamu saya pecat sekarang." " Loh kok gitu?" "Saya pimpinan di sini.Jadi terserah saya." "Tapi pak saya tidak bisa.Saya tidak memiliki skill ataupun pengalaman sebelumnya." Defan tersenyum,ia ingat sekali Kinan dulu adalah mahasiswi yang cukup pintar,bahkan dia di gadang-gadang untuk menjadi asisten dosen waktu itu,selain itu ada beberapa tugasnya yang di kerjakan oleh gadis itu. " Saya akan mengajarimu." Kinan menghela nafasnya,ia tak punya pilihan lain,butuh waktu hampir dua bulan untuknya mendapatkan pekerjaan ini,sekretaris setahu dia pekerjaan ini memiliki gaji yang cukup besar. " Boleh saya bertanya pak?" Defan mengangguk, " Silahkan." "Berapa gaji yang akan saya terima?" Defan menyeringai, " 3 bulan pertama 25 jt per bulan." Kinan membulatkan matanya, " 25 juta?" tanyanya tak percaya. Defan mengangguk yakin,sementara Kinan terlihat berbinar lalu dengan yakin dia mengangguk.Melihat itu Defan tersenyum senang lalu dia menyerahkan selembar file ke depan Kinan. " Tanda tangani itu." " Apa ini pak?" " Surat kontrakmu untuk 2 tahun ke depan." Kinan mengangguk lalu dengan segera ia meraih puplen dan menandatanganinya. "Kau tak membacanya dulu?" Kinan dengan yakin menggeleng, " Aku sudah membacanya tadi pagi." Defan tersenyum,gadis itu tetap saja polos. " Sudah kan pak." Defan mengangguk, " Cepat pindahkan barang-barangmu ke mari." " Apa?" Tanya Kinan bingung. " Mulai sekarang kamu kekasihku." Defan memejamkan matanya sesaat lalu menatap Kinan," Ralat kamu sekretarisku,dan itu mejamu." Tunjuk Defan pada meja di dekat pintu dalam ruangannya. " Kenapa mejanya di situ pak? Bukankah seharusnya di luar?" "Itu agar aku mudah mengajarimu.Sudah jangan banyak tanya cepat pindahkan barang-barangmu kemari." Kinanpun langsung mengangguk saat melihat ketegasan di mata bosnya.Segera ia keluar ruangan itu.menutup pintu itu Kinan menghela nafasnya lega,segera ia pegang dadanya dan segera ia hapus air mata yang keluar dari matanya begitu saja, " Ada apa denganku? Kenapa aku menangis?" Gumamnya lalu ia pergi untuk mengambil barang-barangnya. ............. Defan terus memperhatikan Kinan di depannya,setelah melihat gadis itu menulis ia menjadi ragu jika Kinan adalah orang yang sama,setahunya Kinan dulu adalah orang kidal,tapi kini Kinan menulis dengan tangan kanan,rasa penasaran Defan semakin tinggi.Wajah mereka sama,nama mereka juga sama. Melirik jam di tangannya, " Kinan..." Panggilnya. " Iya pak " "Kita makan siang." Kinan mengangguk,segera ia tutup laptop di depannya, " Bapak mau saya pesankan makanan atau saya booking restoran?" Defan menggeleng, " Kamu ikut saya!" "Oh iya pak." Segera ia mengeluarkan make up dari dalam tasnya dan sedikit memoles kembali riasan di wajahnya. Defan menatap heran dengan wanita di depannya,ia semakin penasaran apakah dia Kinan yang sama atau bukan?Atau mungkin Kinan memiliki kembaran? " Sudah pak ayo!" Ujar Kinan menyadarkan lamunan bosnya. Defan mengangguk, " Bawa semua barang-barangmu sekalian,kita tak akan kembali ke kantor." " Ah baik pak." Setelah 20 menit perjalanan mereka sampai di sebuah restoran sea food.Kinan terlihat bingung sementara Defan tersenyum,dia akan tahu apakah dia Kinan yang sama atau bukan. " Duduklah." Ujar Defan setelah memundurkan satu kursi untuk wanita itu. Dengan segera Defan memesan beberapa menu untuk makan siang mereka. " Kita akan kemana nanti pak?" Tanya Kinan penasaran,pasalnya mereka tak membawa berkas apapun untuk meeting di luar. "Kenapa?" "Maaf pak tapi berdasarkan jadwal dari pak Brian anda tak mempunyai janji dengan siapapun hari ini." Defan mengangguk membenarkan, " Kamu akan tahu nanti." Kinan pun mengangguk hingga tak lama pesanan makanan mereka datang.Kinan menatap bingung pada makanan di depannya lalu menatap Defan bergantian. Di lihatnya Defan tengah mengambil udang hingga tak lama ia mengarahkan sumpitnya ke dalam mulutnya. "Jangan...." Cegah Kinan menepis sumpit di depan mulut Defan. Kinan terlihat panik hingga membuat semua orang di sana memperhatikan mereka. "Astaga...keluarkan...keluarkan..." Ujar Kinan panik saat melihat udang sudah berada di gigitan Defan. Defan menahan tangan Kinan, "Ada apa denganmu?" Tanya Defan penasaran. Bukannya menjawab Kinan justru memperhatikan setiap detail wajah Defan,dan ia semakin panik saat melihat beberapa ruam merah di wajah Defan, " Ya Tuhan ayo kita ke rumah sakit.Alergimu kambuh." Defan tersenyum lega," Dari mana kamu tahu aku alergi udang?" Kinan melepas tangannya dari wajah Defan dan berusaha melepas genngaman tangan Defan, " Maaf saya membaca profil anda tadi." Defan tersenyum tipis tak ada profil dirinya di wikipedia ataupun profil perusahaan karena semua data keluarganya di lindungi khusus oleh om Axel Tak tega melihat ekspresi Kinan,lalu ia segera mngeluarkan botol kecil dari balik saku jas kerjanya dan segera meminum sebutir pil dari wadahnya.Ia memang sengaja memilih restoran seafood dan memesan udang.Ia sengaja memakan udang dan mengetes wanita itu. Jika dia Kinan maka dia akan tahu jika ia alergi udang karena Kinan pernah tak sengaja memberikannya makanan yang mengandung udang hingga menyebabkan Defan di larikan ke rumah sakit karena alergi. Kini di lihatnya Kinan terlihat salah tingkah.Meski ia tak sepanik tadi tapi jelas terlihat jika wanita itu kepikiran.Sikap Kinan semakin membuatnya yakin jika dia adalah Kinan yang sama dengan Kinan di masalalunya. 'Kita lihat mau sampai kapan kamu menghindariku sayang.' Batin Defan " Cepat habiskan makananmu setelah itu kita pergi ke rumahmu." " Apa rumahku? Untuk apa?" Tanya Kinan. Defan tersenyum dingin, " Tentu saja mengambil barang-barangmu." "Barangku?" Tanya Kinan tak mengerti. Defan menghela nafasnya, " Mulai sekarang kamu tinggal bersamaku." "APA..." . .myAmymy
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD