"Iya... Cepat! Atau aku akan menghukummu?" geram Bagas. "Tapi, aku tidak bisa membantu Mas Bagas." Fina tertunduk malu.p wajahnya mulai memerah seperi kepiting rebus. "Kenapa?" tanya Bagas. "Aku… Aku… Aku takut," "Takut?" "Iya, takut jika kamu memperkosaku." ucap Fina terus terang. Bagas menarik sudut bibirnya, dia menghela nafasnya tidak percaya dengan apa yang dikatakan Fina. Dia begitu berani berpikir seperti itu padanya. "Siapa juga yang akan melakukan itu padamu, aku hanya menyentuhmu. menyiksamu itu sudah memuaskanku. Aku tidak akan melakukan itu." Bagas mengusap ujung kepala Fina. Kedua mata Fina tersentak, dia melirik ke atas. Melihat tangan yang begitu lembut itu berada di kepalanya. Berkali-kali Fina mencoba menelan ludahnya. Tetapi, tetap saja tidak meredakan detak jantun