"Assalamualaikum... Bun ini s**u buat adek." Sebuah suara mengagetkanku yang sedang konsen membuat materi tentang limbah. Aku ijin tak masuk kantor karena putriku sedang sakit. "Eeh... jagoan bunda udah pada pulang. Udah sholat di sekolah kan? Habis cuci tangan kaki dan ganti baju, makan siang bareng bunda ya, bunda masak sayur asem, ikan nila goreng sama tempe tahu, sambal terasi pedasss." Jawabku sambil memeluk si kembar satu per satu. Mereka sudah besar. Sudah sebelas tahun. Badan mereka bongsor seperti ayahnya. Walau aku juga tak bisa dibilang kecil karena untuk ukuran perempuan Indonesia, badanku termasuk tinggi. Yaaa... empat tahun sudah berlalu dari perceraianku dengan Mas Nino. Hanya beberapa bulan pertama saja Mas Nino rajin mengunjungi kami saat kami masih di Jakarta, setelah