Cerita untuk dewasa!
***
"Ceraikan aku!"
"Aku tidak akan menceraikanmu! Tidak akan !" Tolak Mas Nino.
"Beri talak aku, dan kamu bisa menikahi selingkuhanmu itu secara resmi. Yang penting Ilyas dan Yasa, ikut aku. Kamu tega menduakan aku, Mas. Apa kurangku sebagai seorang istri?"
Pertanyaan standar yang akan diajukan oleh seorang istri yang diduakan. Apa kurangnya Rania hingga Nino tega selingkuh. Semua kewajiban sebagai seorang istri dipenuhi, tiada kurang.
Kulihat Mas Nino tersenyum senang karena aku tak menolak ajakannya. Yaa, aku memang tak menolak, tapi aku juga tak mau merespon setiap sentuhannya. Aktivitas ranjangku bagaikan patung. Aku hanya diam saja, sama sekali tak mau membalas setiap kecupan ataupun sentuhan Mas Nino di tubuhku.
Selesai aktivitas ranjang kami, seperti biasa Mas Nino akan mencium keningku. Kali ini aku tak bisa menolak, karena dia mengungkung tubuhku dalam pelukannya. Lagipula, aku sangat lelah, lahir batin. Lelah di kantor, di rumah dan lelah di hati.
Aku memunggungi Mas Nino, rasa di d**a kiriku masih sakit. Ada air mata mengalir di pipiku, dan kurasakan ada jemari kokoh menghapus air mata itu perlahan.
"Maaf... maafkan aku..." Permohonan maaf itu disertai kecupan berkali-kali di kepalaku.
"Aku akan tidur bersama si kembar." Mas Nino, yang sebelumnya duduk di pinggir kasur dengan kepala menunduk, tampak bingung, mendadak dia berdiri dan menyusulku. Memeluk tubuhku dari belakang, kembali mencium pucuk kepalaku dan mengucap maaf berkali-kali. Percuma saja! Tak akan mengubah apa pun.
Aku tahu, ini harus segera diselesaikan. Cepat atau lambat, hanya masalah waktu saja sebelum rumah tangga kami berubah menjadi neraka. Bagiku, bagi Mas Nino dan bagi anak kembar kami, Ilyas dan Ilyasaa.
***
PS: Some scenes are based on true story experienced by the author
Cover by Eternity Studio