“Kamu telat, Yesaya. Acara makan siang sudah berlangsung dari satu jam yang lalu. Kelamaan menunggu kamu, bisa-bisa perut Oma sakit.” “Oma. Apa oma yang mengundang Anya untuk makan siang bersama kita?” “Iya, tentu saja. Kenapa? Apa kamu keberatan?” Oma Lea memang tidak bedanya dengan Retha yang sama-sama menyukai Anya. “Bukan begitu, Oma. Hanya saja—“ “Maaf, tuan.” Anya memotong ucapan Yesaya yang belum usai dikatakan, lantaran dia tidak mau mendengar alasan Yesaya menolak keberadaannya bersama keluarganya saat ini. “Saya tidak izin dulu pada tuan kalau saya datang ke rumah Oma Lea.” “Iya, memang Oma yang minta Anya untuk tidak mengatakannya pada kamu.” Yesaya menyipitkan matanya. Betapa kesal dia dengan dua wanita di depannya saat ini yang tampak bersekongkol membuatnya kesa