Anya meletakkan secangkir kopi panas di atas meja kerja Yesaya. Dia menggeser pelan cangkir itu ke arah tangan Yesaya yang sedang mengetik keyboard laptop. Jari jemari tangan Yesaya pun berhenti mengetik ketika Anya mendekatkan cangkir kopi dengan tangannya. “Aku tidak memesan apapun padamu. Kenapa kamu malah menyajikannya?” Ucap Yesaya ketus. “Aku hanya ingin memberikan minuman pelepas lelah yang mungkin bisa membuat kamu lebih mudah untuk berkonsentrasi.” Anya menjawab dengan sedikit terbata. “Aku ini tidak bisa minum kopi. Apa kamu masih belum tahu juga tentang hal sesimple itu dari kebiasaanku? Kalau kamu memberikan aku minuman ini, bisa-bisa aku masuk IGD.” “Ma-maaf. Aku hanya ingin memberikan perhatian pada bosku saja.” “Lagipula aku heran sama orang yang merekrutmu. Orang itu