Chapter 10

1155 Words

“Yesaya, kamu mau kan menuruti keinginan mama?” Yesaya masih diam sambil menatap kelu mamanya yang sedang menggenggam tangannya. “Apa sih kurangnya Anya, sampai kamu kesulitan untuk menerima dia menjadi istri kamu?” “Ma,” “Please, Yesaya. Kali ini kamu nurut sama mama. Biar kalau nanti mama mati cepat, mama mati dalam keadaan tenang karena tugas mama sebagai ibu kamu sudah selesai.” “Mama kok bicara seperti itu.” “Habis mama harus bicara apa lagi agar kamu mau menuruti permintaan mama itu?” Yesaya menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan kasar. “Ya, baik ma. Kalau memang permintaan mama itu bisa membuat mama bahagia, aku akan melakukannya. Tapi, beri aku waktu untuk menuju ke pernikahan. Sementara ini, aku dan Anya bertunangan saja terlebih dahulu.” “Benarkah itu Yesaya?

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD