“b******k lo!!” Teriak Anya, memaki pria yang baru saja menidurinya di tempat sepi. Dia bergegas pergi setelah membalut tubuhnya dengan gaunnya yang sudah robek sebagian. Langkah kaki Anya berjalan tergesa-gesa meninggalkan tempat itu. Antara takut, panik, dan marah. Ketiga perasaan itu bercampur aduk menjadi satu. Dia kembali masuk ke dalam Klub untuk mencari keberadaan Yesaya, tapi dia tidak berhasil menemukan Yesaya lantaran Yesaya sudah meninggalkannya dari beberapa jam yang lalu. Dan, Anya baru menyadari kepergian Yesaya setelah beberapa menit kemudian dia mencari-cari Yesaya. “Ke mana dia pergi? Aku yakin, dia tidak mungkin pulang ke rumah orang tuanya tanpa aku.” Anya berpikir sejenak. Dia mencoba memikirkan tempat yang biasa Yesaya datangi. “Oh. Apartemennya.” “Anya...