Hari kedua Putra memaksa untuk menjemputku. Aku sudah menolak tapi kata Putra dia tidak menerima menolakan. "Bu, ada Pak Putra jemput ibu," kata Bibik saat kami tengah sarapan. "Kamu di jemput?" tanya Mas Arfan. "Kenapa Putra harus jemput segala, lalu gimana dengan Kiara?" tanya Mas Arfan. "Dia tetap berangkat denganku, sebenarnya aku sudah menolak tapi nyatanya Putra tetap jemput aku," jawabku. "Mama, Om Putra ke sini? Asyik bisa bareng Om Putra," sahut Kiara. "Kiara jangan dekat sama Putra. Dia itu orang lain," tegur Mas Arfan. Aku dan Kiara berpamitan, Mas Arfan mengantar kami sampai depan. "Putra, awas saja kamu macam-macam dengan Kinan," ucap Mas Arfan. "Jangan khawatir, Pak Arfan! Saya bukan tipe pebinor," balas Putra. Kami berangkat mengantar Kiara dulu, Kiara terlihat sena