"Eh Kinan, belum tidur ya," kata Mas Arfan mengalihkan pembicaraan. "Siapa Mas yang dimanfaatkan?" tanyaku. "Oh itu temanku, bisa aja di manfaatnya," jawabnya. "Sudah malam, ayo kita tidur!" ajak Mas Arfan merangkulku. Mas Arfan mendadak aneh dan bersikap sok manis. Apa karena aku sudah meminjami dia uang? Mungkin saja. Kami tidur bersama, Mas Arfan mencoba menggodaku. Tapi aku malah memutuskan untuk tidur terlebih dulu. Esoknya, aku berangkat di jemput Putra. Aku melewati kantor Mas Arfan. Aku ingin coba mendatanginya sebentar. "Putra, boleh aku mampir ke tempat kerja Mas Arfan?" tanyaku pada Putra yang tengah menyetir. "Boleh, di mana kantornya?" tanya Putra. "Itu depan sana," jawabku. "Oh dia perusahaan Adijaya?" tanya Putra. "Iya, kamu tahu perusahaan itu?" tanyaku. "Iya, d