Pra-nikah

1007 Words
    Kiara yang tengah memakai baju dan celana milik Rakha meringis kesakitan gara-gara cubitan hampir diseluruh tubuhnya. Gina yang gemes dengan tingkah anaknya ini tak henti-hentinya mencubit Kiara sambil terus mengoceh memarahi Kiara.     Rakha hanya bisa menarik nafas dan membuang nafas kasar saat berhadapan dengan Gina dan Sinta yang sedari tadi menatapnya. Kiara yang baru saja keluar dari kamar setelah memakai baju Rakha pun langsung duduk  di samping Rakha ketika mata Gina melototinya.     "Ceritakan apa yang terjadi sampai kalian tidur bersama dalam keadaan bugil" ucap Gina     "Begini tante, jadi semalam itu Rakha ketemu Kiara di klub malam saat itu Kiara sudah mabuk berat" mata Gina langsung menajam menatap Kiara, Kiara yang kikuk ditatap Gina langsung menunduk.     "Terus saat Rakha mau nganter Kiara pulang dia malah muntahin kemeja Rakha, akhirnya Rakha memapah tubuh Kiara sampai masuk kedalam mobil, pas dijalan Rakha lupa nanyain alamat rumah Kiara, sedangkan Kiara sudah tak sadarkan diri. Karena Rakha sudah gak kuat sama bau muntahan Kiara akhirnya Rakha memutuskan membawa Kiara kesini."     "Terus bagaimana kalian bisa tidur bersama,apa kalian sudah melakukan hubungan suami istri?" tanya Sinta antusias     "Maaf Rakha gak ingat lagi" ucap Rakha, kalau sampe dia bilang kalau dia yang membuka baju Kiara pasti mamahnya akan memarahinya 7 hari 7 malam, jadi nyari aman aja.     "Dasar anak bodoh,belum nikah udah ena-ena mau disimpan dimana muka mamah sama papah kalau kamu hamil" ucap Gina sambil mencubit Kiara     "Awh...sakit mah, Kiara gak mungkin hamil kalau cuma sakali doang" Peletak...     "Anak kurang ajar udah berapa cowok yang udah ena ena sama kamu" Gina menjambak rambut Kiara dengan kencang.     "Mah ampun mah, Kiara gak pernah begituan sama cowok lain kecuali sama Rakha, eh" Sinta menarik tangan Gina yang masih mencengram rambut Kiara.     "Tante udah tante, kalau sampe Kiara hamil Rakha tanggung jawab ko!"      "Jangan nunggu hamil dulu, pokoknya kalian harus nikah besok titik"     "Hah" Kiara, Sinta dan Rakha hanya ber-hah ria ketika mendengar ucapan Gina  ***     Kiara hanya termenung di balkon apartemen Rakha merutuki nasibnya. Jika ia ikut pulang pasti Dani marah besar.      "Bodoh-bodoh kenapa gue sama sekali gak inget yang terjadi tadi malam" gumam Kiara sambil memukul kepalanya pelan.     "Kamu tidak lapar" ucap Rakha     Kiara menoleh ke arah meja makan sudah tersedia nasi goreng, ia pun langsung mengikuti langkah Rakha dan menurunkan bokongnya di kursi.     "Bisa lo jelasin apa yang terjadi semalam" ucap Kiara     "Kamu tadi tidak dengar pembicaraan tadi" ucap Rakha sambil menyendokan nasi goreng ke mulutnya.     "Lo yang membuka baju gue"     Rakha yang kaget mendengar ucapan Kiara langsung menyemburkan nasi goreng yang ada di mulutnya.     "Gotcha...apa yang lo lakukan sama tubuh gue?" tanya Kiara menyelidik     Rakha langsung meminum air putih dan bersikap tenang meski kenyataanya dia terlihat panik "Kau pikir aku akan melakukan apa?"     "Sudah gue pastikan tadi malam tidak terjadi apa-apa dengan kita, malah itu yang membuat gue penasaran?" Kiara menyeringai sambil menyilangkan kedua tangannya di dada     "Apa lo gay"      "Apa....kau tau aku ini masih normal, pria yang normal" sanggah Rakha     "Ya..iya tapi gaya bicara lo yang gemulai itu malah meyakinkan kalau lo itu gay"     Rakha terlihat kesal mendengar ucapan Kiara langsung beranjak pergi meninggalkan nasi goreng yang baru beberapa sendok ia makan.     "Ngambek...cewek mah gitu dikit-dikit ngambek, baperan" goda Kiara     "Ck! kalau kamu udah selesai cepat keluar dari sini" ucap Rakha mengusir Kiara dan berlalu menuju ke kamarnya.     Tanpa mempedulikan ucapan Rakha, Kiara melanjutkan makannya dengan tenang. Kediaman Wardana     Sinta dan Toni berkunjung kerumah keluarga Wardana untuk membahas pernikahan Rakha dan Kiara. Dani dan Gina menyambut kedatangan keluarga Adijaya dengan antusias. Mereka berbincang santai membahas pernikahan yang akan diadakan 1 minggu lagi.     Mereka bekerja sama menyiapkan pernikahan yang megah untuk Rakha dan Kiara. Sekitar 1000 undangan sudah dipersiapkan baik dari keluarga Adiwijaya mau pun Keluarga Wardana. Penikahan itu pun akan menjadi ajang reuni teman-teman Toni dan Dani.     "Lo gak apa-apa kalau Kiara nginep lagi di apartemen Rakha Dan?" ucap Toni     "Gak apa-apa gue yakin Rakha gak mungin ngapa-ngapain anak gue, malah gue yang takut Rakha di perkosa sama Kiara. Bhahahaha..." Dani tertawa puas      Kedua keluarga itu pun kembali membahas pernikahan dengan santai dan penuh canda. Jam 5 sore     Kiara terlihat tertidur di kursi dengan televisi yang masih menyala. Rakha yang baru menyelesaikan pekerjaan kantornya langsung melangkah menghampiri Kiara dan mematikan televisi.     "Dasar cewek gak tau malu" gumam Rakha sambil berlalu menuju pantri     Rakha terbiasa makan masakannya sendiri, ia pun membuka kulkas dan memilah milih bahan-bahan yang akan ia masak untuk menu makan malam.     Bau masakan yang menyengat di hidung Kiara seketika membuat empunya lapar. Ia langsung bangun dari tidurnya dan duduk di meja makan.     "Setan...ah Kiara sejak kapan kamu disitu" ucap Rakha dengan nada bicara gemulainya.     Kiara hanya menopang dagunya melihat kemampuan memasak Rakha. Setelah selesai dengan masakannya, Rakha menghidangkan masakannya di depan Kiara. Keduanya pun melahap makanannya dengan tenang.     Setelah selesai makan, Kiara langsung duduk di depan televisi sedangkan Rakha mencuci piring bekas mereka makan.     "Kamu gak pulang?" tanya Rakha     "Bisa gak, gak usah ngomong formal ketika ngobrol sama gue" ucap Kiara.     "Ih kok sewot" celetuk Rakha     "Pernikahan kita seminggu lagi, sebelum kita menikah gue pengen bikin perjanjian dulu sama lo"      "Perjanjian apa" ucap Rakha     "1. Karena tidak ada cinta diantara pernikahan kita maka tidak ada anak"     "2. Pernikahan kita hanya bertahan 1 tahun, kalau selama 1 tahun tidak ada rasa cinta diantara kita maka kita harus bercerai"     "3. Kalau lo setuju dengan permintaan gue, gue akan bantu lo menjadi cowok macho idaman para cewek, gimana?"  ucap Kiara.     "Oke gue setuju, tapi lo juga harus setuju dengan permintaan gue"      "1. Karena gue gak suka rumah kotor jadi lo yang harus beresin rumah dan cuci baju,"     "What" ucap Kiara     "Gak usah kaget, tenang gue akan bayar tenaga lo. yang ke 2. Karena gue cowok normal, lo harus ngelayanin gue ketika gue butuh lo diatas ranjang" ucap Rakha penuh penekanan     "Oke...tapi lo harus pake pengaman, karena gue belom mau hamil" Rakha melanjutkan persyaratannya.       "Yang ke 3, gue akan bikin lo menjadi wanita yang anggun dan penurut"     "Bhahahaha....yakin lo bisa ngerubah gue" ketus Kiara,      "Oke gue setuju dengan permintaan lo, deal..."     "Deal"      Mereka pun berjabat tangan sebagai tanda sahnya pranikah ala Rakha dan Kiara.     
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD