Jiwa Yang Tertukar
Menikmati hidup dengan caramu sendiri! Itulah yang kini tengah dijalani oleh seorang wanita bernama Kiara Amelia. Terlahir sebagai anak tunggal dari keluarga yang kaya raya, membuat Kiara hidup sesuka hatinya.
Ia sering menghabiskan waktunya untuk berlibur dengan mendaki puncak gunung atau balapan liar bersama teman-temannya. Tak hanya itu, ia juga sering keluar malam hingga mabuk-mabukan. Hal itu lah yang sering membuat kedua orang tuanya geram dengan kelakukan anaknya dan berniat menjadikan Kiara sebagai biarawati.
"KIARA......." teriak Gina yang menggema seisi rumah
Para maid yang bekerja di rumah Wardana sudah terbiasa dengan teriakan majikannya yang selalu mewarnai pagi mereka.
"Susi..." Gina mecoba memanggil salah satu maid
"Iya bu" jawab Susi
"Bawakan saya ember berisi air penuh sekarang juga" titah Gina
"Siap bu bos"
Papah Kiara yaitu Dani Wardana hanya memperhatikan tingkah laku istrinya tanpa melarangnya. You know lah emak-emak kalau udah marah pasti merembet kemana-mana. Jadi Dani memilih diam dari pada nanti dia juga kecipratan omelan istrinya.
Gina dan Susi berjalan menaiki tangga menuju kamar Kiara. Susi merupakan maid yang paling muda, usianya baru 20 tahun. Ia merupakan anak dari mbok Yem yang sudah lama bekerja di keluarga Wardana, bahkan sudah dianggap sebagai keluarga sendiri.
Chk...chk...
Pintu kamar Kiara terkunci dari dalam "Anak itu malah mengunci pintunya"
"Kiara...druk...druk...druk.."
"Kiara...buka pintunya"
Kaira yang mendengar gedoran pintu serta teriakan Gina langsung bangun dan melangkah ke arah pintu kamarnya.
Cklek.....
Byuuuuurrrrr.....
Gina langsung menyiram anaknya dengan seember air bersih.
"Mamah...." teriak Kiara
"Dari mana saja kamu semalam hah...kamu itu cewek, mamah malu punya anak cewek tapi kelakukannya kayak anak cowok, kalau kaya gini terus gak ada cowok yang mau sama kamu" ocehan Gina nyaring ditelinga Kiara.
Sambil kumat kemot bibir Kiara mengikuti ucapan Gina, ia sudah hafal diluar kepala omelan yang selalu keluar dari mulut cantik mamahnya.
Dilain Tempat
"Wah...."
"Wah...."
Decak kagum para maid yang bekerja dikediaman Adiwijaya. Ya tuan muda mereka yaitu Rakha Adiwijaya saat ini tengah menunjukan keahlian memasaknya di depan para maid. Saat Rakha berkunjung kerumah Sinta, ia selalu memasak makanan kesukaan ibundanya.
Rakha merupakan anak pertama dari dua bersaudara, Rakha memiliki adik perempuan yang telah menikah dan memiliki seorang anak yang cantik. Di usianya yang sudah memasuki kepala tiga, Rakha belum pernah pacaran, dia juga tidak memiliki teman wanita. Sikapnya yang gemulai seperti wanita serta hobinya yang suka memasak dan bersih-bersih rumah membuat ibunya curiga jika anaknya tidak normal alis homo.
Bahkan Sinta beberapa kali menjodohkan Rakha dengan anak teman-temannya, namun semuanya gagal karena mereka tidak suka dengan kepribadiannya Rakha yang gemulai.
"Rakha sudah ibu bilang jangan masak atau beres-beres rumah,biarin maid yang ngerjain semuanya. Kamu itu cowok harusnya gagah, maco biar cewek tu suka sama kamu bukannya kabur"
Rakha hanya diam medengarkan ocehan ibunya. Dia sadar jika usianya sudah tidak muda lagi, namun ia sulit sekali mendapatkan wanita yang bisa menggetarkan hatinya. Tak hanya itu, Rakha juga tidak suka ketika ada cewek yang melihatnya dengan tatapan jijik karena kepribadiannya yang gemulai.
"Bu, Rakha pengen nikah"
"Apa...bisa kamu ulangi lagi Rakha" ucap Sinta
"Aku pengen nikah bu"
"Wah...apa dunia akan kiamat,apa kamu memiliki penyakit mematikan Rakha. Apa kepalamu terbentur sesuatu?" Sinta masih tak menyangka jika anaknya minta menikah.
"Ibu" teriak manja Rakha, taukan cowok gemulai kalau ngambek gimana lai-lainya.
"Iya iya, cewek mana yang akan kamu nikahi?" tanya Sinta antusias
"Emmmm....belum ada, ibu tolong cariin, kali ini Rakha beneran pengen nikah"
Sinta berpikir sejenak, ia tengah berpikir anak siapa lagi yang akan menjadi korban berikutnya.
***
Djakarta Kafe
Sinta tengah bertemu dengan salah satu teman sosialitanya, sebut saja Hani. Sinta meminta Hani untuk membantunya nyariin cewek yang mau dijodohkan dengan anaknya. Tanpa pikir panjang Hani langsung memberikan foto seorang cewek kepada Sinta.
Ya...sebelum bertemu dengan Sinta, Gina meminta Hani mencarikan jodoh buat Kiara. Ia berniat nikahin Kiara biar anaknya itu bisa berpikir dewasa. Seperti sudah direncanakan takdir kedua emak-emak rempong ini meminta bantuan Hani untuk mencarikan jodoh.
"Namanya Kiara Amelia usianya 25 tahun, anak tunggal keluarga Wardana, ponakan gue" ucap Hani
"Cantik, cocok dengan Rakha?"
"Begini, dia memiliki kepribadian diatas normalnya cewek. Kiara itu tomboi, suka balapan, pergaulannya sangat bebas. Mba Gina dan mas Dani udah jengah dengan tingkah anaknya, bahkan mereka berencana menjadikan Kiara biarawati kalau sampe dia gak mau di jodohin"
"Wow...bar-bar banget!" ucap Sinta kaget.
"Nah, anak mba kan gemulai tuh kayak cewek, suka masak, bersih-bersih, gak suka bergaul sepertinya mereka akan cocok, saling melengkapi. Gimana?"
"Bener juga, siapa tau Kiara bisa ngerubah Rakha. Oke atur pertemuan mereka secepatnya"
Sinta sangat antusias dengan perjodohan kali ini, ia ingin seseorang bisa merubah sikap anaknya.
Pukul 8 malam
Kiara tengah bersiap-siap untuk pergi ke klub malam bersama teman-temannya. Ia sengaja memakai baju santai untuk mengelabui Gina dan Dani. Kiara pun turun kebawah dengan mengendap-ngendap seperti maling.
Namun langkahnya terhenti saat melewati ruang kerja Adi yang terbuka. Kiara menajamkan pendengarannya saat terdengar suara Gina membicara soal pernikahan.
"Namaya Rakha, seorang CEO muda yang memiliki 20 cabang restoran yang tersebar di Indonesia. Selain itu dia juga pewaris keluarga Adiwijaya sangat cocok untuk Kiara" ucap Gina memperkenalkan calon mantunya.
"Begini mah, Kiara itu kan anak nakal, jelek, susah di atur, tukang ngabisin duit, dia gak cocok buat cowok seperti Rakha"
Kiara yang sedari tadi mendengar percakapan Dani, merasa kesal dengan ucapan papahnya itu. Bagaimana bisa papahnya sendiri ngejelekin anaknya sendiri.
"Kita coba dulu deketin mereka pah, kalau Kiara tetep gak mau dinikahin terpaksa kita jadiin dia Biarawati sekalian dicoret dari Kartu keluarga" ucap Gina meyakinkan Dani.
Kiara yang masih menguping pembicaraan Gina dan Dani langsung bergidik ngeri dengan ucapan Gina. Jelas dirumah Wardana Ginalah yang mengendalikan kuasanya, apa pun bisa dia lakukan termasuk mencoret nama Kiara dari kartu keluarga.
Kiara mundur perlahan berlari kecil menuju kamarnya, ia tak ingin kembali membuat masalah.
"Biarawati, dicoret dari Kartu keluarga.....Aaakkkhhhh....mamah benar-benar kejam" guman Kiara
Gina yang tau Kiara menguping pembicaraan mereka, terkekeh geli melihat tingkah anaknya. Ya ternyata Gina dan Dani sudah merencanakan semuanya, kebetulan Gina melihat Kiara mengendap-ngendap turun dari tangga dan langsung saja mereka berakting seperti artis FTV.
Kediaman Adiwijaya
Semua keluarga Adiwijaya tengah makan bersama, Sinta merasa suasana makan bersama ini sangat cocok untuk membicarakan soal perjodohan Rakha dan Kiara.
"Ehmmmm...." semua yang tengah menikmati makan malam tiba-tiba berhenti dan menoleh kearah Sinta.
"Begini Rakha, soal pernikahan yang kamu inginkan, ibu sudah mendapatkan calon korban, eh calon pengantin buat kamu" ucap Sinta
Semua orang yang ada dimeja makan melotot terheran-heran dengan ucapan Sinta.
"Kak Rakha beneran mau nikah bu?" tanya Tiara adik perempuan Rakha
"Iya kakakmu sendiri yang meminta ibu nyariin cewek buat dia nikahin"
"Atur pertemuan secepatnya bu, jangan sampe anakmu itu berubah pikiran lagi" ucap Toni yang tak lain ayah Rakha.
"Iya ibu atur aja, kali ini Rakha bener-bener serius pengen nikah" ucap Rakha tanpa memperhatiak ekspresi semua anggota keluarga yang terlihat bahagian mendengar ucapannya.
"Besok malam, ibu pastikan kita bertemu dengan keluarga Wardana"
***
Setelah pertemuannya dengan Hani, Sinta meminta nomor ponsel Gina untuk melancarkan perjodohan anak mereka. Sinta mengirim pesan, untuk mengundang keluarga Wardana makan malam di restoran yang ada di daerah Sudirman. Gina pun menerima undangan makan malam dari keluarga Adiwijaya.
"Pagi semua" ucap Kiara sambil mencium pipi Dani dan Gina
"Wah...tumben banget putri bar-bar papah bangun pagi, pasti ada maunya" ucap Gina meledek Kiara
"Mah jangan gitu, paling Kiara minta uang tambahan, bhahahaha.." ledek Dani yang sukses membuat mood Kiara beratakan.
Tahan-tahan Kiara, loe harus bisa berakting sebaik mungkin biar gak dicoret dari KK batin Kiara sambil membuang nafas secara perlahan.
Kiara menempatkan bokongnya di kursi dan mulai menyendok nasi goreng kepiringnya.
"Nanti malam kita di undang makan malam oleh keluarga Adiwijaya, kamu harus ikut Kiara"
"Kenapa Kiara harus ikut, bukannya itu acara mamah" ucap Kiara kesal
"Ya kamu harus ikutlah itukan acara perjodohan kamu dengan Rakha anak dari keluarga Adiwijaya"
"Hahhh...mah ini bukan jaman Siti Nurbaya udah gak jaman jodoh jodohan"
"Ya udah kalau kamu gak mau menerima perjodohan ini beresin semua baju kamu angkat kaki dari rumah ini" tegas Dani
Gina dan Kiara yang tengah berdebat pun kaget mendengar ucapan Dani yang tegas dan penuh penekanan.
"Pah..." ucap Kiara
"Tak ada penolakan lagi Kiara, kamu sudah dewasa sudah waktunya memiliki pendamping hidup. Papah malu melihat kelakukan kamu yang mencoreng nama keluarga kita" Dani beranjak dari kusinya dan meninggalkan sarapannya yang belum habis. Gina langsung beranjak dari kursinya mengikuti langkah kaki Dani keruang kerjanya.
"Gimana akting papah baguskan" celetuk Dani
"Bagus banget pah, mamah yakin Kiara kena mental break dance, hihihihi"
Dani dan Gina melakuan high five lalu tertawa pelan agar tidak terdengar oleh Kiara.
Delmont Restoran
Keluarga Adiwijaya terlihat sudah siap dan menanti kedatangn keluarga Wardana. Sinta mengecek kembali penampilan Rakha, sesekali tersenyum melihat wajah tampan putranya itu.
"Jangan sampe gagal, ok!" Sinta meyakinkan Rakha.
Rakha hanya senyuman membalas ucapan Sinta.
Keluarga Wardana saat ini tengah dalam perjalanan menuju restoran, sesekali Gina memperhatian penampilan anaknya yang terlihat cantik mengenakan dress putih bordir A-line selutut.
"Liat pah anaknya cantik banget" goda Gina
"Kiara memang cantik mah, cuma sayang kelakuannya bar-bar" ucap Dani
Ck! Kiara terlihat kesal dengan ucapan Dani.
Sesampainya di restoran Delmont Restoran, Gina kembali memperhatikan penampilan Kiara.
"Ingat jaga sikap kamu jangan malu-maluin keluarga kita" ucap Gina mengancam Kiara.
"Bawel" Kiara melengos meninggalkan Gina yang terlihat kesal dengan kelakukan anaknya itu.
Kedatangan mereka pun disambut oleh beberapa pelayan.
"Ada yang bisa saya bantu pak"
"Kami ada janji dengan keluarga Adiwijaya apa mereka sudah datang"
"Baik pak saya antar, keluarga Adiwijaya sudah menunggu diruangan"
Keluarga Wardana mengikuti langkah pelayan itu, Gina tak henti-hentinya memperhatikan interior yang terlihat classic modern.
Tok!!
Tok!!
Tok!!
"Permisi pak, tamu bapak sudah datang" pelayan itu mempersilahkan keluarga Wardana masuk.
"Dani"
"Toni"
"Sudah lama kita tak bertemu, terakhir ketemu saat reuni SMA" Dani dan Toni pun berpelukan.
Ternyata Dani dan Toni adalah teman semasa SMA namun sudah lama tak bertemu karena kesibukan masing-masing.
Toni memperkenalkan keluarganya kepada Dani, "Perkenalkan ini istri gue Sinta, ini putri kedua gue Tiara dan itu suaminya Dika"
"Ini istri gue Gina dan putri semata wayang gue Kiara" Dani memperkenalkan keluarganya sambil berjabat tangan dengan keluarag Adiwijaya.
"Oya dimana anak kamu loe yang pertama Ton?" tanya Dani
Cklek...
Pintu terbuka, semua mata tertuju kearah pintu. Terlihat Rakha dengan menuntun keponakannya. Mata Kiara seketika melotot melihat wajah Rakha "Tampan" itu yang ada dipikiran Kiara.
"Owh ya Dan, ini anak pertama gue namanya Rakha Adiwijaya"
Rakha tersenyum dan mengulurkan tangan kepada Dani dan Gina. Kiara yang masih termenung kaget ketika Gina menyenggol tangannya dan segera berdiri
"Kiara Amelia" memperkenalkan dirinya.
Cukup perkenalannya ayo silahkan duduk, Toni mempersilahkan Dani dan keluarganya untuk duduk.
Dani dan Toni asik bernostalgia masa-masa SMAnya, Sinta dan Gina pun mencoba mendekatkan diri dengan berbincang ringan, sesekali Tiara ikut mengeobrol dengan Sinta dan Gina.
Namun berbeda dengan Rakha dan Kiara, mereka terlihat diam saja dan menikmati makanan mereka tanpa mempedulilkan percakapan orang-orang disekitar mereka.
Sinta yang melihat kecanggungan Rakha langsung mengajak Kiara berbicara.
"Nak Kiara sekarang sibuk apa" tanya Sinta
"Dirumah aja tante, Kiara pengen kerja tapi papah gak ngebolehin Kiara kerja ditempat orang lain harus ngurusin bisnis papah mulu"
"Hihihi...anak ini kalau ngomong suka gak ada remnya" ucap Gina sambil menenggak minuman
"Kamu mau kerja di tempat Rakha"
"Ukhuk...ukhuk..." seketika Rakha tersedak makanannya. Sinta hanya melirik Rakha sebentar kemudian melanjutkan pembicaraan.
"Rakha lagi butuh sekertaris, sepertinya kamu cocok jadi sekertarisnya" ucap Sinta
"Sebenarnya tante nyari menantu apa nyari sekertaris si!" ucap Kiara heran
Seketika hening, semua yang ada di meja makan menatap Kiara.
Pletak
"Awh...sakit mah" Gina memukul kepala Kiara dengan sendok
"Maafkan anak gue Ton, dia emang ceplas ceplos" ucap Dani merasa tak enak.
"Gak apa Dan, malah Kiara bener ko. Harusnya kita membicarakan perjodohan Rakha dan Kiara malah sibuk ngobrolin yang lain"
"Ehm....Begini Dan, sebenarnya saya berniat menjodohkan Rakha dengan anak perempuan kamu Kiara"
"Ah Ton, loe ngomong formal begitu biasa aja kali, biasanya juga loe gue..Bhahaha...." Dani tertawa garing yang dibales plototan Gina
"Ehm...maaf, bagaimana kalau kita tanyakan pada anak-anak kita dulu, apakah mereka mau dengan perjodohan ini atau tidak" ucap Dani
"Jadi gimana Kiara kamu mau dijodohin sama Rakha?" tanya Dani
Menanti jawaban Kiara, tangan Gina memegang pisau dengan erat berpura-pura menggesekan kelehernya dan bibirnya komat kamit kode yang hanya dimengerti Kiara agar ia mau menerima perjodohan itu. Kiara yang merasa terintimidasi langsung mengiyakan ucapan Dani.
"Iya pah, Kiara mau" ucap Kiara dengan terpaksa
"Bagaimana dengan nak Rakha, apakah kamu mau dijodoihin sama Kiara"
"Iya saya mau om" cepat dan tegas yang langsung membuat Sinta bertepuk tangan bahagia.
Makan malam itu pun berlanjut dengan kebahagia keluarga Adiwijaya dan keluarga Wardana, tak terkecuali Kiara.
***
Drttt
Drttt
Drttt
"Hallo...kenapa nge" sapa Kiara
Malam ini loe jadi ikut dugemkan?
"Ikutlah, loe jemput gue depan gang ok!" ucap Vivian mengakhiri panggilan
Jam 8 malam, Kiara minta ijin ke mamahnya untuk membeli pembalut di Indomerce tak jauh dari rumahnya. Agar tak membuat Gina curiga, Kiara mengenakan hoodie dan hot pants tak lupa ia mengenakan sendal ceplek untuk memuluskan penampilannya.
"Ajak Susi biar nemenin kamu" ucap Gina
"Gak usah mah Kiara bisa sendiri"
"Ya udah sana, awas jangan nongkrong sama anak-anak muda di depan sana"
"Siap bos, Yessss"
Kiara berhasil mengelabui Gina, baru beberapa langkah Kiara sudah melihat mobil Angel terparkir disana, ia pun langsung masuk ke dalam mobil.
"Iwh...loe pake baju apan Ra, malu-maluin gue tau gak" ucap Angel
"Bawel loe nge"
Kira melorotkan hot pantsnya dan membuka hoodienya, "Tara".... ucap Kiara
"Gila lo nyembunyiin dress lo dibalik hoodie?" tanya Angel heran
"Buruan jalan, gue pengen ajojing"
Cafe xxx
Sebenarnya Rakha paling males ikut reuni SMA cuma karena sahabatnya yang bernama Ando memaksanya untuk ikut, dengan terpaksa Rakha pun mengikuti ke inginan sahabatnya itu.
Reuni itu pun hanya di ikuti beberapa orang saja, dan kebanyakan yang ikut reuni itu anak-anak yang nakal di sekolah. Salah satunya si Riki ini, waktu sekolah dia sering banget ngebully Rakha karena sikap Rakha yang gemulai dan tak pernah menolak permintaan orang lain.
"Malam minggu mau pada kemana kalian" tanya Riki
"Gue si mau balik, kasian bini gue gak ada yang ngelonin" jawab Rama
"Rakha loe malam minggu kemana?" tanya Riki
"Gue gak kemana-mana" ucap Rakha
"Wah anak mamih yang satu ini masih kaku aja, ayo ikut gue" ajak Riki sambil menarik tangan Rakha
Ando dan empat teman lainnya mengikuti langkah Riki dan Rakh
Klub malam xxx
Dentuman musik sudah terdengar saat Rakha melangkahkan kakinya kedalam klub. Iya ini kali pertama Rakha masuk ke klub malam. Riki pun mencari meja yang kosong dan mempersilahkan teman-temannya untuk duduk. Riki, Ando dan teman-teman lainnya memesan bir terkecuali Rakha yang hanya memesan orange jus.
"Ka loe harus nyobain minuman ini, biar gak lembek kaya cewek" ejek Riki
Ck! Rakha hanya berdecak merespon ucapan Riki
Rakha menoleh kesegala arah, banyak muda mudi yang melakukan ciuman ditempat umum, namun saat ia melihat ke arah dance floor, matanya terkunci pada sosok wanita yang mengenakan dress hitam yang tengah berlenggak lenggok mengikuti irama musik.
"Kiara" batin Rakha
Mata Rakha tak lepas dari cewek yang mirip dengan Kiara, ia melihat cewek itu jalan sempoyongan menuju bar. Akhirnya Rakha memutuskan mendekati cewek itu memastikan jika dia adalah Kiara.
"Hei mau kemana?" tanya Ando
"Udah biarin aja" ucap Riki
Rakha mendekati cewek yang saat ini tengah meminum segelas bir.
"Kiara"
Mendengar namanya dipanggil, Kiara langsung menoleh dan melihat sosok cowok yang mirip dengan Rakha. Ia mencoba memicingkan matanya memperjelas pandangannya.
"Rakha, haaaii" ucap Kiara, taukan kalau orang mabok ngomongnya kaya gimana!
"Siapa dia" tanya Angel
"Calon suami gue" ucap Kiara lantang
"What...ganteng banget, kenalin gue Angel"
"Rakha" tanpa menjabat tangan Angel. "Ayo aku antar pulang" ucap Rakha
Riki yang melihat Rakha tengah berinterasi dengan cewek cantik langsung menghampiri mereka
"Hei...kenalin gue temen Rakha" namun Angel dan Kiara tak menghiraukan ucapan Riki.
"Ayo bangun Kiara" Rakha menarik tangan Kiara agar ia berdiri. Tapi bukannya berdiri Kiara malah memeluk Rakha.
Rakha yang terkejut dengan tingkah Kiara hanya bengong, "jadi gini rasanya dipeluk cewek" batinnya.
"Dia siapa loe Rakha?" tanya Riki
Kiara yang mendengar ucapan Riki langsung menoleh ke arah suara.
"Gue calon istrinya Rakha, iya kan sayang" Kiara mencubit kedua pipi Rakha dengan manja kemudian
"Ooeeeekkkk...." Kiara memuntahkan semua isi perutnya di kemeja Rakha.
"Iwh..." Riki dan Angel segera menjauh karena takut terkena muntahan Kiara.
Rakha yang terlihat jijik dengan baju yang terkena muntahan Kiara segera menarik tangan kiara memapahnya untuk mengantarnya pulang.
Tapi saat dalam perjalanan Rakha baru ingat jika dia tidak tau rumah Kiara, sedangkan Kiara sudah teler di mobilnya.
"Gimana nih!" gumam Rakha
Tanpa pikir panjang Rakha membawa Kiara ke apartemennya membopongnya ala bridal style. Sesampainya di apartemen, Rakha menurunkan tubuh Kiara di atas kasurnya dengan asal.
"Awh...kau berat sekali Kiara" kesal Rakha
Ia pun langsung ke kamar mandi membersihkan dirinya yang bau akan muntahan Kiara.
"Owwweeekkkk....makan apa si tuh cewek!'
***
1 jam berendam cukup membuat tubuh Rakha kembali wangi, ia pun keluar kamar mandi hanya menggunakan haduk yang melilit di pinggangnya.
"Astaga!" betapa kagetnya Rakha saat ia mengenakan boxer terlihat mata Kiara yang sedikit terbuka melihat ke arahnya. Rakha mencoba mendekat memeriksa keadaan Kiara apa dia masih tidur atau sudah bangun.
"Ahh..." Rakha bernafas lega setelah mengetahui jika Kiara masih tidur. ia mencoba membenarkan tubuh Kiara, namun mata Rakha membelalak ketika inti Kiara yang masih tertutup celana dalam terekspos "Wah jadi begini bentuknya" gumam Rakha.
Ia mencoba mengganti baju Kiara yang sudah bau karena muntahannya, perlahan menarik dress Kiara ke atas agar empunya tak bangun dan menimbulkan kesalah pahaman. Pas sampai d**a "towew" mata Rakha membulat sempurna melihat p******a Kiara yang bulat dan padat, seketika Rakha meloloskan dress Kiara dari tubuhnya.
"Shittt dia gak pake bra" ucap Rakha. Segera Rakha menutup tubuh Kiara dengan selimut, dengan susah payah Rakha menelan salivanya.
"Oh Tuhan mataku ternodai"
Ia bergegas keluar dari kamarnya takut khilaf karena dia masih pria normal, hanya melihat p******a saja kejantanannya sudah berdiri tegak.
Jam 06.55. WIB
Sinta dan Gina telah berada di depan apartemen Rakha, bersiap menggerebek dua sejoli yang tertukar jiwanya itu.
"Ingat aktingnya harus natural" titah Gina
"Tenang ayo masuk"
Sinta mengetahui sandi apartemen Rakha jadi bisa dengan mudah masuk kesana. Mereka berdua jalan pelan-pelan, mengendap-ngendap seperti maling.
"Kosong" ucap Gina
"Sepertinya mereka ada dikamar"
"Apa" Gina yang kaget langsung berjalan ke arah pintu kamar Rakha dan Tarraaaaa Rakha dan Kiara tengah tidur dibawah selimut yang sama.
"Kiara"
"Rakha"
Teriakan Gina dan Sinta menggema seisi kamar. Rakha yang kaget segera bangun, disusul Kiara yang bangun dan langsung duduk membuat selimut yang menutup tubuhnya melorot hingga terlihat p******a Kiara yang mulus sempurna tanpa sehelai benang.
Mata Rakha dan Kiara bertemu, dan "Aaarrrgggghhhhh...." keduanya pun teriak secara bersamaan seperti paduan suara.