Pagi harinya, Nasya terbangun karena mendengar suara berisik dari arah dapur. Saat dia keluar kamar, gadis itu mencium bau kopi dari ruang tamu. Ternyata di sana ada Adrian yang tengah duduk-duduk bersama Rio. Lelaki itu ditugaskan Adrian untuk mengantarkan pakaian untuknya. Nasya mencoba mengabaikan itu, dia kemudian melangkah kea rah dapur, dan menemukan Zevannya tengah memasak sesuatu. Wanita itu memakai dress pendek, dengan bawahnya melebihi lutut. Di kepalanya bertengger sebuah handuk berwarna pink. Nasya tersenyum melihat itu. “Ehm, kayaknya semalam ada yang ritual malam pertama, nih.” Gadis itu meledek sambil menuangkan air putih ke dalam gelas berbentuk silinder yang ada di tangannya. “Daripada meledek, mendingan kamu bantuin saya masak,” sahut Zevannya yang masih asyik berkutat