Arini masuk ke kos setelah Bira menghilang beberapa lama di ujung jalan. Berbagai pikiran berkecamuk di benaknya mengiringi langkah gontainya. Arini benar-benar bingung harus mengambil keputusan apa. Jujur saja, belum terbersit sedikit pun dalam benaknya untuk kembali menjalin hubungan dengan laki-laki lain setelah apa yang dilakukan Dani. Rasa sakit dan trauma masih terus membayanginya. Akan tetapi, terlalu sulit untuk menolak Bira yang bahkan sudah bicara dengan orang tuanya. Apalagi saat laki-laki itu bertandang ke rumahnya, Arini dapat melihat jika Arma dan Hamdi begitu menyukainya. Arini mengembuskan napas kasar. Bira Adi Winata! Tidak soal kuliah, tidak soal hubungan, laki-laki ini selalu bertindak sesuka hati. Sesampai di kos, Arini meletakkan wadah jualannya pada ember koson