Ken menatap layar ponselnya dengan seksama, dan saat melihat Arfan hendak mengintip, saat itu juga ia membalikkan ponselnya dan menatap Arfan dengan sorot matanya yang dingin. "Aku membayarmu untuk bekerja, bukan menjadi penguntit," kata Ken dengan baritonnya yang berat dan padat. Arfan yang berdiri di sebelah Ken duduk, hanya bisa menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. "Hehe, siapa tahu itu adalah tugasku. Habisnya kau terlihat serius sekali," jawabnya. Ken mendengus, kemudian kembali meraih ponsel yang sebelumnya ia letakkan di atas meja setelah Arfan melangkah menjauh. "Besok ada rapat penting dengan klien, aku akan menyiapkan semuanya dari sekarang," ucap Arfan memberitahu. "Terserah," jawab Ken hanya dengan melirik Arfan sekilas dan kembali pada ponsel di tangan. Arfan y