Aurora tersenyum kecut menatap layar ponselnya. Padahal ia berharap Ken mengangkat panggilannya kali ini. “Tsk. Apa dia marah?” gumamnya. Brugh! Merebahkan tubuhnya dan membuatnya terlentang di atas tempat tidur, ia menoleh pada ponsel yang masih berada di tangan. Kemudian entah apa yang tengah ia pikirkan hingga membuat seulas senyum tipis terukir di bibirnya. Ia membalikkan tubuhnya membuat tubuhnya tengkurap dimana kepalanya terangkat dengan tangan memainkan ponsel. Ia memutuskan mencoba menghubungi Ken kembali dan tanpa sadar membuatnya mengukir senyum tiada henti. Tak juga mendapat jawaban, ia menunduk dan menyembunyikan wajahnya pada bantal yang ia gunakan tumpuan. Namun saat itu juga ia kembali menegakkan kepala saat suara Ken menginterupsi pendengarannya. [ Tidak bisakah kau