Setelah kembali dari luar aku tidak lantas masuk rumah. Aku duduk sendiri di kursi teras memikirkan hal yang telah aku lihat beberapa menit yang lalu. Pertanda apa yang sedang ditunjukkan padaku sekarang ini. Jantungku berdebar cepat tanpa sebab, dadaku juga terasa sesak dan membuatku menjadi seperti kesulitan bernapas. Saat aku bangkit dari kursi tiba-tiba pot gantung tak jauh dari tempatku sedang berdiri untuk mengatur pernapasanku jatuh. Padahal angin yang berembus tidak terlalu kencang. Namun bisa menjatuhkan pot gantung tersebut. “Ada apa, Moni?” tanya Akhza dari balik pintu ruang tamu. “Kamu dengar, Za?” tanyaku heran. Akhza mengangguk. Dia berjalan tergesa ke arahku dan menarik tubuhku supaya menjauh dari pot-pot gantung. Sambil berjongkok dia memeriksa pengait yang ada di ata