"Jadi gitu, Ma. Kan Gea jadi seneng banget punya tetangga. Pokoknya Mbak Ange da best, deh!" Aku mengakhiri ceritaku tentang Mbak Angel. Betapa bersyukurnya atas kehadiran Mbak Angel dan Mas Bian di dalam kehidupanku. Memberikan banyak warna, cara memasak dan pelajaran hidup akan semua teori dan prinsip anehnya. Tetapi, aku melewatkan soal Andhita. Bagaimanapun, itu menjadi urusan pribadi mereka. Rafa mengingatkanku untuk tahu batasan-batasan yang boleh kujangkau dan hanya bisa kubayangkan saja. Maka, aku harus bisa mengerti. Tetap kepikiran, sih. "Nanti kapan-kapan, kamu kenalin Mama sama Mbak Angel, ya?" Aku mengangguk. Kemudian, mulai was-was, saat mengerti pandangan Mama mengarah ke mana. Ketika sampai di kamarku, hal yang ia periksa adalah meja rias. Dulu, sempat lemari juga. N