sembilan

831 Words

"Semoga mimpi indaaaah! Aku masuk ke dalam selimut, setelah membersihkan wajah dan menggosok gigi---pun memakai krim malam. Namun, saat tak mendengar jawaban Rafa seperti biasa, aku segera berbalik. Dia belum tidur. Masih telentang, menatap langit-langit. Matanya berkedip normal. Kenapa ia hanya diam? "Raaaaf." Ia masih bergeming. "Rafa, kamu baik-baik aja?" "Ya? Lho, kamu udah selesai gosok giginya?" Perlahan, aku mengangguk ragu. Apa yang sedang ia pikirkan? Aku beringsut mendekat. Memeluknya erat. "Banyak kerjaan, ya?" Aku menenggelamkan wajahku di lehernya. "Kamu pasti capek banget." Ia tertawa kecil. "Enggak, kok. Tadi lagi kepikiran Mbak Angel aja." Mendengar itu, aku mendongak. "Perempuan satu itu tercipta dari apa, ya, Ge?" Tubuhnya ia buat menghadapku. Memeluk erat. "Kamu kal

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD