Kamar Baru

1727 Words

“Jadi, sekarang Mas Azka maunya mencari kontrakan yang seperti apa?” Tanya Farel saat mobil melaju di jalan aspal. “Jangan panggil aku dengan embel-embel Mas.  Kita seumuran.  Kau panggil saja namaku,” sahut Azka. “Tapi saya tidak enak.” “Jangan pakai bahasa saya kamu, pakai aku kamu saja.  Aku justru tidak nyaman dengan bahasamu itu sekarang.  Kedengaran lucu, aku sekarang bukan bos mu.  Kita teman sekarang,” ucap Azka. “Mm… Baik, Azka.”  Farel terdengar kaku sekali mengucapkannya.   “Nah, cakep!”  Azka menepuk singkat lengan Farel. Yang ditepuk tersenyum segan. “Kita cari kontrakan dimana saja, yang penting aku bisa tidur,” ucap Azka.  “Ini sudah senja, sebentar lagi malam.  Kita harus secepatnya menemukan kontrakan.” “Apa kau mau tinggal di rumahku saja?” Farel menawarkan jasa. 

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD