Nyeri

1656 Words

Hari itu, Azka duduk berhadapan dengan Alzam di ruang pertemuan polsek tempat Alzam ditahan. “Apakah kau sudah menemukan sesuatu tentang bukti pengkhianatan di perusahaan?  Bukan aku pelakunya, Azka!” ucap Alzam dengan tatapan nanar.  Rambutnya yang gondrong terurai.  Ia tampak tak terawat, kulit wajahnya berminyak, bercampur keringat. Azka sebenarnya kasihan juga melihat kondisi Alzam seperti ini.  hatinya terenyuh, walau bagaimana pun Alzam adalah kakak kandungnya. “Belum,” jawab Azka.  “Aku ke sini bukan untuk membahas itu.” “Hanya untuk menjengukku, begitu?” “Ya.” “Aku baik-baik saja.  Justru perusahan yang tidak baik-baik saja.  Uang perusahaan dilarikan oleh orang lain, Azka.  Bukan aku yang melarikan uang perusahaan.  Kau harus menemuka pengkhianat itu.  orang itu pasti ada di

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD