“Tante Hanum sangat marah terhadapku,” ucap Azka sambil mengusap keningnya yang berkeringat. “Wajar. Dia belum tahu masalah yang sebenarnya,” pungkas Farel. “Aku rasa aku harus menunda pencarian ku pada Aysa. Aku harus segera ke pengacara untuk mencari bukti mengenai kehancuran perusahaan ku, aku harus tahu siapa dalang yang sebenarnya,” ucap Azka. “Lebih baik kau temui Aysa saja dulu. Ini waktu yang tepat. Kau masih punya waktu untuk itu. bisa saja Aysa masih menunggu di terminal dan angkotnya belum berangkat. Tapi jika kau menundanya, maka entah kapan kau akan mencarinya di Bogor, hidupmu akan disibukkan dengan segala urusanmu,” ucap Farel memberikan ide. “Dan kalau Aysa sudah pergi, bagaimana? Aku hanya akan membuang waktu saja dengan mengejarnya ke terminal.” “Tapi kau belu