Azka kembali ke mobil. memerintah supir agar melanjutkan perjalanan. Kali ini tujuannya untuk menemui pengacara di kantornya.
Di sepanjang perjalanan, sesekali pandangan Azka tertuju ke arah Farel. Mengawasi sesuatu yang mungkin saja mencurigakan, namun ia tidak menemukan gerakan mencurigakan apa pun dari diri Farel.
Ah, apakah ia terlalu kejam saat harus mencurigai Farel? Baiklah, ia tidak akan berprasangka apa pun terhadap Farel. Cukup melakukan tindakan untuk dapat mencari bukti tanpa harus berpikiran buruk terlebih dahulu terhadap Farel.
Tak lama ponsel Azka berdering. Azka menjawab telepon yang berasal dari Tin.
“Halo, mama!” sapa Azka.
“Azka, kau dimana?”
“Di perjalanan. Ada apa, Ma?”
“Mama mau bicara denganmu. Bisakah kau pulang?”
“Aku sedang ada pekerjaan yang t
