Kaflin terkejut ketika Ami mengajukan cuti untuk satu pekan, ia menyampaikan keinginan libur dan pulang ke Semarang malam itu saat menunggu Kaflin sampai larut malam. Kaflin akhirnya mengizinkan Ami cuti di minggu terakhir bulan ini, sebelumnya pun Ami tidak pernah mengajukan izin. “Jangan lama-lama ya, Ami.” Ami mendongak, menatap Fani yang pagi ini masih diurusnya. Fani sedang menghangatkan diri di halaman belakang rumah. Sudut bibir Ami tertarik membentuk senyum manis, ia lebih dulu izin pada Fani. Tangan Ami terulur mengusap sudut bibir Fani yang tersisa bubur. “Tidak akan lama. Hanya beberapa hari, pasti Saya akan kembali ke sini.” Dia sudah pernah berpikir untuk Resign berkali-kali setiap perasaannya sesak sebab mencintai Kaflin, tapi Fani yang membuat Ami bertahan. Dia sudah