Kedua ujung bibir Zeev rasanya langsung berkedut dan ingin menyemburkan tawanya begitu mendengar ucapan pria dihadapannya ini. “Calon suami?” Tanya Zeev tak percaya, masih sambil menahan tawanya. “Iya. Saya calon suaminya.” Pria itu sedikit mendongakkan kepalanya saat berbicara pada Zeev, sedikit menunjukkan keangkuhannya. “Jadi mana Mikayla? Dan kenapa Anda bisa dirumah calon istri saya?” Zeev langsung tertawa singkat. “Rumah calon istri Anda? Maaf ya mas, tapi ini rumah pribadi saya dan Mikayla disini cuma nge-kost.” “Nge-kost katamu?!” Pria dihadapan Zeev jelas terlihat terkejut. “Nggak mungkin Mikayla sampai nge-kost. Kamu nggak tahu dia anaknya siapa?” Karena pribadinya yang tenang, Zeev hanya menghela napas dan menunjuk ke sebuah papan di depan rumah. “Mas lihat deh tulisan di