bc

My Pilot Husband!

book_age18+
52.2K
FOLLOW
426.3K
READ
love-triangle
sex
love after marriage
badgirl
heir/heiress
sweet
bxg
icy
city
pilot
like
intro-logo
Blurb

Kontes Menulis Innovel II - Girl Power

⚠️Some content contains 21+

*klik love dan daftar penggemar untuk mendukung serta menambahkan cerita ini ke reading list kamu*

Mikayla Bamantara barusaja lulus kuliah dan merintis klinik kecantikan miliknya. Namun karena klinik itu sepi, ia diculik oleh kakeknya yang merupakan pemilik Akasha Airlines—sebuah maskapai ternama di Indonesia.

Mikayla bukanlah orang biasa, ia merupakan anak orang kaya yang disuruh kakeknya menyamar menjadi pramugari di Akasha Airlines untuk membereskan segala skandal yang ada disana!

Namun perjalanannya mengusut tuntas cerita kelam di dunia penerbangan dan sisi gelap dunia pramugari tidak berlangsung mulus, karena ia terus perang dingin dengan Zeevano yang merupakan Pilot pesawat dan sering terbang bersamanya.

Zeev tidak suka dengan kinerja Mikayla yang ceroboh dan Mikayla benci dengan sikap dingin serta sikap sombong Zeev padanya.

Hingga dalam suatu penerbangan, seorang pramugari memberikan Mikayla sebuah amplop yang katanya dari Captain Zeev. Berisi liontin cantik dan key card kamar hotel serta sepucuk kertas yang bertuliskan: spend the night with me?

Zeev terlihat sangat membencinya, tapi kenapa tiba-tiba memberikan hadiah serta mengajak Mikayla menghabiskan malam bersama? Dan apakah itu berarti ajakan bercinta?!

#officeromance

chap-preview
Free preview
Pramugari Gadungan
“Lepas!” “Aku bilang Le-pas!” “Dasar kurang ajar!” Sumpah serapah itu keluar dari bibir seorang wanita cantik yang kini badannya diangkat oleh satu orang pria berbadan besar dan kekar. Sedangkan ada juga sekitar lima orang pria berbadan besar seperti penjahat sedang mengelilinginya dan menjaga wanita itu tidak kabur selama perjalanan. “Sialan! Aku akan laporkan kalian ke kakekku!” Teriak wanita itu dengan mata yang ditutup kain hitam dan dia tidak tahu jika kini sudah berada di bandara, melewati akses lorong khusus yang berujung pada sebuah ruangan kantor yang terlihat eksklusif. Wanita itu kemudian berteriak lagi. “Kalian tidak tahu siapa kakekku, hah?!” Bruk! Tepat setelah itu, tubuh wanita cantik itu diturunkan ke lantai begitu saja. “Aakk! Sakit, bodoh!” Ucapan kasar itu keluar lagi. Kemudian terdengar tawa puas seorang pria yang membuat wanita itu langsung membuka penutup matanya. Dengan sorot mata menyalak kesal ia menatapi keseluruhan ruangan dan tatapannya langsung terhenti dihadapan seorang pria tua berpenampilan rapi yang berdiri di depan meja kerja. “Kakek?!” Wanita itu langsung buru-buru berdiri dan merapikan bajunya. Lalu ia menatap sekumpulan pria berbadan besar—yang merupakan orang-orang suruhan sang kakek. “Para berengsek ini membawaku kemari dengan tidak sopan! Kakek bisa saja pecat mereka!” Tatapan kakek mengarah kearah orang-orang suruhannya yang langsung menundukkan kepala sebagai tanda maaf. “Kakek yang menyuruh mereka untuk membawamu dengan berbagai cara, Mikayla.” Wajahnya terlihat garang, namun sang kakek yang bernama Damar Bamantara dan merupakan pengusaha sekaligus pemilik Akasha Airlines selalu berbicara dengan lembut serta penuh kasih sayang kepada cucunya. “Setelah lulus kuliah, tidak ada yang ingin kamu lakukan?” “Tentu saja ada!” “Selain dugem dan pergi ke club tiap malam?” Tanya Kakek dengan tatapan sangsinya. Bahkan ini pukul lima pagi, Mikayla dijemput oleh orang-orang suruhan kakeknya di apartemen milik temannya saat ia setengah mabuk setelah pulang dari club. Sontak Mikayla mengerucutkan bibirnya. “Kayla boleh duduk dulu nggak, sih?” “Silahkan.” Kakek kemudian berjalan menuju ke sofa dan duduk dihadapan Mikayla. Mikayla kemudian menghela napas untuk bersiap menjelaskan. “Kakek tahu toko skincare milik Mikayla yang besar itu? Miracle Gold by Mikayla Bamantara. Bahkan ada tempat untuk perawatan disana dan—” “Tokomu sepi, tidak seperti bisnis Kakek.” “Astaga, Kayla kan baru merintis, Kek!” Ucapnya, lalu berbisik pelan. “Wajar kalau masih sepi.” “Dua bulan lagi juga pasti bangkrut.” “Kakek!” Damar Bamantara kemudian ikut menghela napas. “Kakek nggak suka dengan kehidupan kamu yang seperti ini. Daripada kamu mengurus bisnismu yang nggak jelas itu, lebih baik kamu ikut mengurus maskapai penerbangan kita.” Tatapan Mikayla kemudian beralih ke sebuah papan besar di dalam ruangan ini yang bertuliskan ‘Akasha Airlines’. Maskapai penerbangan milik Bamantara Group, milik kakeknya yang menjadi salah satu maskapai penerbangan terkemuka di Indonesia. Mikayla sontak terdiam sejenak, entah mengapa ia seperti sudah tahu jika akhirnya ia akan ikut berkecimpung dalam maskapai penerbangan milik kakeknya. “Nggak, ah. Kan udah ada Kak Mario sebagai direktur utama disini.” Mikayla menyebut kakak kandung satu-satunya itu. Lalu ia menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa sambil menyilangkan kakinya. “Memang lebih baik kerjaan Kayla tuh… santai-santai!” “Dasar anak nakal!” Kali ini kekesalan Damar melonjak sampai ia hampir melemparkan vas bunga dihadapannya dan Mikayla menjerit ketakutan. Maka Damar sontak menghela napas dan mengelus vas bunganya. “Sudah banyak masalah di maskapai ini, kakakmu tidak bisa menangani itu.” “Terus kerjaan dia apa?” “Hampir sama sepertimu.” Eluh Kakek sambil menghadap keluar jendela, melihat pesawat-pesawat Akasha Airlines yang berjejer di landasan udara. “Mabuk, berkencan dengan sembarangan wanita, berjudi—sampai maskapai ini menjadi carut marut.” Lalu Damar kembali menatap cucu cantiknya itu. “Hanya kamu satu-satunya kini harapan, kakek.” Dan kemudian ia memelankan suara. “Ya walaupun kamu hampir sama nakalnya dengan Mario, tapi Kakek yakin kamu bisa memperbaiki keadaan maskapai ini.” Mikayla sontak menatap Kakeknya dengan kening berkerut. “Caranya?” “Menyamar menjadi pramugari di maskapai ini dan usut tuntas semua masalah yang ada.” *** Mikayla tak membayangkan jika setelah lulus kuliah ia akan gagal menjadi pengusaha—bahkan sebelum dimulai karena diremehkan oleh kakeknya. Alih-alih menjadi pengusaha ternama yang bisa seperti kakek ataupun ayahnya, Mikayla malah kini menyamar menjadi pramugari di Akasha Airlines. Bahkan Mikayla tetap mengikuti proses seleksi selama satu bulan. Ia pastinya tahu tetap akan lolos dan sialnya, ia tidak tahu jika tetap harus mengikuti pelatihan untuk menjadi seorang pramugari. “Kakek nggak bilang sama Kayla kalau Kayla tetap harus ikut pelatihan!” Ucap Mikayla protes setelah pulang dari pelatihan dan ia langsung mengadu pada kakeknya di rumah. Sedangkan sang kakek pada saat itu hanya tertawa-tawa saja. Tetap saja Damar Bamantara ingin Mikayla menjunjung tinggi tingkat keprofesionalitasan dalam pekerjaannya menjadi pramugari di maskapai penerbangan miliknya. Yah, walaupun Mikayla hanya menyamar untuk mengusut tuntas masalah yang ada secara langsung. Dan sekarang, disinilah Mikayla berada. Mengenakan pakaian pramugari yang ketat dan benar-benar pas membalut tubuh indahnya. Rambut panjangnya yang indah tak boleh tergerai dan harus dicepol keatas, make-up yang natural, dan tentu saja tubuh yang harus selalu tegap serta senyuman yang tak boleh pudar. Padahal Mikayla adalah wanita yang irit senyuman. Kini Mikayla menatap keseluruhan crew pesawat yang hendak melakukan penerbangan dari Jakarta-Singapura, Singapura-Jakarta yang menempuh waktu selama satu jam. Ia berada di suatu ruangan untuk briefing sebelum menuju ke pesawat. Mikayla masih duduk di tempatnya, sedang memperhatikan situasi. Ternyata pramugari di Akasha Airlines cukup cantik-cantik juga dan hal itu mengingatkan Mikayla tentang ucapan kakeknya mengenai hal yang harus ia selidiki. “Pernah ada seorang pramugari yang resign dari maskapai ini dan mengadu pada pihak HRD bahwa ia tak bisa lagi ikut penerbangan karena persaingan yang ketat.” Ucap Damar. “Persaingan ketat disini, dalam arti ada suatu kecurangan.” “Seperti?” “Pramugari itu bercerita bahwa di maskapai ini, para pramugarinya akan susah mendapatkan dan mengikuti jam terbang jika tidak mau melayani para pilot maupun petinggi perusahaan ini. Kakek sudah pernah membahasnya dengan Mario, tapi entahlah, itu semua seperti angin lalu.” Kini, Mario bahkan tidak tahu bahwa adiknya ikut andil dalam beberapa penerbangan di Akasha Airlines untuk kedepannya dan akan mengusut tuntas mengenai kasus ini. Sampai kemudian ketenangan Mikayla sirna begitu ada seorang pramugari menghampirinya disertai senyuman ramah. “Mikayla Bamantara?” Tanya Pramugari itu. “Sssttt!” Mikayla sontak menempelkan jari telunjuk pada bibirnya sendiri. Lalu ia memajukan tubuhnya dan berbisik, “jangan sebut nama belakangku keras-keras.” Pramugari dihadapannya sontak tertawa. “Haha, iya, aku tahu.” Ia kemudian menyodorkan tangannya. “Nindya, pramugari yang ditugaskan kakekmu untuk menjagamu selama penerbangan.” Mikayla sontak menarik kedua ujung bibirnya keatas dan menyambut uluran tangan Nindya. “Mikayla. Mohon bantuannya, ya?” “Aku akan memperkenalkanmu kepada para crew dan pilot serta co-pilot kita.” Ucapnya, lalu melirik kearah seorang wanita yang rambutnya tidak disanggul, namun berambut pendek sebahu. “Nama wanita itu juga Mikaila.” “Oh ya?” Mikayla cukup terkejut. “Nanti gimana ya kalau manggil satu nama tapi yang noleh dua orang?” Mikayla dan Nindya tertawa kecil. Lalu Nindya berbisik, “kabarnya Mikaila sedang dekat dengan Pilot kita. Pilot terganteng dan tergagah dalam dunia penerbangan!” “Nggak usah lebay.” Mikayla menatap Nindya dengan datar. “Ih, beneran!” Pada saat yang bersamaan, pintu ruangan terbuka dan terlihat figure seorang Pilot yang ditemani oleh Co-pilotnya memasuki ruangan ini. Mikayla kemudian langsung berdiri disamping Nindya dan Nindya otomatis berbisik semangat padanya. “Aku perkenalkan padamu, Pilot tertampan kita, Captain Zeevano!” Zeevano. Pria yang merupakan Pilot Akasha Airlines itu secara kebetulan langsung bersitatap dengan Mikayla yang untuk sesaat menatapnya tak berkedip. Zeevano atau pria yang biasa dipanggil Captain Zeev itu berkulit cerah, tinggi, bertubuh tegap dan atletis dengan potongan rambut rapi dan kulit wajah yang mulus serta bersih. Harum tubuhnya juga Mikayla yakini bisa membuat para kaum hawa betah berada disampingnya. “Kamu siapa?” Pertanyaan dari Zeev yang tertuju pada Mikayla sontak membuyarkan lamunannya yang tadi sedang mengagumi Zeev. “Saya?” Zeev mengangguk. “Cuma kamu pramugari yang wajahnya nggak pernah saya lihat dalam penerbangan saya.” Mikayla terdiam, bingung harus menjawab bagaimana. Tapi ia jelas dapat menangkap nada ketus dan tatapan dingin dari Zeev kepadanya. “Namanya Mikayla, Capt. Dia merupakan pramugari baru dalam maskapai kita dan mulai sekarang akan ikut dalam penerbangan kali ini.” Nindya kemudian angkat bicara untuk menjelaskan. “Mikayla?” Co-Pilot disamping Zeev sontak tersenyum geli dan menunjuk wanita berambut pendek yang bernama sama dengannya. “Ini juga Mikaila.” “Beda huruf tapi, Capt.” Mikaila menanggapi dengan senyuman ramah. “Biar nggak bingung, gimana kalau mulai hari ini kalian panggil saya Mika?” “Dan panggil dia?” Zeev menunjuk Mikayla dengan papan kecil berisi rute penerbangan yang ia bawa. “Tetap panggil Mi-Kay-La.” Jawab Mikayla penuh penekanan, kali ini tatapan penuh pesonanya pada Zeev langsung hilang karena nada ketus pria itu. “Oke.” Zeev tidak ingin ambil pusing. Ia kemudian mulai melakukan briefing. “Oke hari ini kita akan melakukan rute penerbangan Jakarta – Singapura, Singapura – Jakarta dengan waktu satu jam lima puluh menit. Semua sudah ready. Dokumen semua sudah lengkap?” “Sudah, Capt!” Jawab para crew disana secara bersamaan. “Baik, mari langsung masuk ke pesawat dan kondisi sehat semua, bukan?” “Sehat, Capt.” Zeev mengangguk lagi. “Kalau begitu kita ke pesawat sekarang.” Tapi sebelum benar-benar melangkah pergi, Zeev kemudian memanggilnya. “Eum, Mikayla?” “Iya, Capt?” “Saya tidak terbang bersama pramugari yang tidak profesional. Jika kamu tidak melakukan pekerjaan dengan baik, maka jangan ikut lagi dalam penerbangan saya.” “What?!” Mikayla seolah tak bisa mengontrol mulutnya, membuat Nindya langsung menyenggol lengannya dan membelalakan mata kaget. Sedangkan Zeev semakin menatapnya dengan tidak suka. “Ada masalah?” “Maaf, Capt. Tapi ucapan Anda seolah-olah seperti yang punya pesawat.” Ungkap Mikayla kesal sambil menaikkan dagunya, belum-belum sudah menantang Zeev. “Saya yang membawa pesawat pada penerbangan ini, otomatis saya yang mengatur.” Kemudian Zeev menundukkan wajahnya, bahkan mendekatkan wajahnya pada Mikayla yang langsung gugup ditatap se-intens itu. “Kamu mau protes? Silahkan.” Lalu Zeev berbalik begitu saja meninggalkannya sambil bergumam. “Kaya anak yang punya pesawat aja.” Zeev jelas tidak menyadari bahwa gumamannya merupakan sebuah fakta. Sedangkan Mikayla hanya bisa mengepalkan tangannya untuk menahan semua emosinya yang belum-belum sudah memuncak. Zeevano atau Captain Zeev itu benar-benar memancing emosi Mikayla. *** Belum saja ada satu hari penuh menjadi seorang pramugari, tentu Mikayla belum mendapatkan info atau mendengar mengenai gossip bahwa seorang pramugari jam terbangnya di pengaruhi oleh ingin atau tidaknya ia melayani sang pilot atau para atasan maskapai penerbangan ini. Tapi entah kenapa, belum-belum Mikayla sudah terhasut oleh berita yang belum pasti kebenarannya itu. Pasalnya, ia jadi terbawa benci oleh Zeev! Oke, mungkin bukan benci, hanya kesal saja, sedikit. “Mikayla!” Nindya langsung menghampirinya dan berbisik. “Cepat tutup pintu pesawatnya!” “Hah?” Ia terkejut dan buru-buru mendekati pintu pesawat. “Ba-baik!” Mikayla sudah memegang tuas pintu tersebut dan menutupnya, tapi setelahnya, ia hanya terdiam. Lalu ada lagi seorang pramugari yang menghampirinya. “Kenapa diam saja? Pengumuman take off dari pilot sudah disampaikan. Tutup pintunya!” “Iya-iya, sabar!” Ucap Mikayla sambil berbisik karena kini penumpang yang duduk di dekat pintu pesawat sudah menatapnya dengan aneh. Mikayla berusaha menutup pintu itu untuk waktu yang cukup lama sambil mengingat-ingat pelatihan selama ia menjadi pramugari. Sampai kemudian keadaan makin runyam ketika Co-Pilot keluar dari ruangan kokpit pesawat dan melihat Mikayla yang sedang kesusahan menutup pintu. “Apa yang terjadi?! Penerbangan kita bisa terlambat hanya karena hal sepele seperti ini!” Co-Pilot tersebut sudah menatap Mikayla dengan kesal. Hingga akhirnya Mikaila—wanita yang bernama sama dengannya menggeser pelan tubuh Mikayla dan menutup pintu pesawat sesuai prosedur yang ada. Kemudian Mika menatap Co-pilot dan para pramugari dihadapannya. “Pintu sudah tertutup. Penerbangan bisa dilakukan.” Mika lalu menunduk sebagai permintaan maaf. “Maaf, tadi saya harus mengurus sesuatu di kursi belakang sebelum kemari.” “Untung ada kamu.” Co-Pilot itu tersenyum ramah pada Mika, tapi kemudian melayangkan tatapan sinis dan tidak suka pada Mikayla sebelum pergi meninggalkannya. Walaupun terkejut oleh lirikan sinis itu, Mikayla tetap menghampiri Mika dan berucap, “terimakasih untuk bantuannya. Aku nggak tahu lagi kalau keadaan akan makin kacau karena ulahku.” Mika tersenyum ramah menanggapinya. “Nggak masalah, kamu juga masih baru, kan? Masih harus banyak belajar. Semangat ya, Mikayla.” “Makasih, Mikayla.” Mikayla juga tersenyum, membuat keduanya kemudian tertawa kecil karena sedikit merasa aneh dengan nama yang sama ini. “Aneh banget ya jadinya waktu manggil? Nama kita hampir mirip gini.” “Di biasakan saja, nanti juga terbiasa.” Mika kemudian menepuk pundaknya. “Ayo, lanjut kerja lagi.” Mikayla masih belum beranjak dari tempatnya dan memilih masuk ke bagian galley atau dapur pesawat untuk sedikit menenangkan diri. Mika merupakan pramugari yang ramah dan baik hati, wajar saja banyak yang menyukainya dan mungkin ucapan Nindya benar, bahwa captain Zeev juga menyukai Mika. Tapi sekarang bukan hal itu yang Mikayla pikirkan, melainkan ia harus mencari cara untuk mendekati para crew yang lain untuk mendapatkan informasi lebih.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
203.4K
bc

My Secret Little Wife

read
116.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
219.8K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
19.5K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.8K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook