Nada tinggi dari ucapan keterkejutan seorang wanita di pintu depan rumah Zeev membuat Zeev dan Mikayla langsung saling tatap lalu Zeev mendorong tubuh Mikayla agar tak lagi memeluknya. Mikayla berdeham salah tingkah sambil pura-pura membenarkan bajunya yang tak kusut itu saat ternyata lagi-lagi ia bertemu dengan Vanya—kakak kandung Zeev. “Kakak ngapain kesini?” Tanya Zeev dengan nada dingin. “Rumah ini nggak akan aku jual.” “Kakak tahu kok. Tuh, ada tulisannya di depan kalau kamu buka untuk kost.” Vanya mengedikkan dagunya kearah luar pintu. Lalu ia melirik Mikayla dan Zeev bergantian. “Awalnya sih iseng aja mau nge-cek keadaan kamu di rumah. Eh nggak tahunya adik tampanku ini udah ada yang memberi perhatian lebih ternyata.” “Kak Vanya salah paham.” Bantah Zeev. “Ya, ya, terserah kal