Kim Siek Jin Batal Menikah

1005 Words
"Adrian kau jangan berulah, kamu ini masa sudah menangisi prajurit dari negara lain. Kasihan prajurit ini sampai menangis sesegukan seperti itu," ucap Tono dengan tersenyum. "Tidak aku tidak membuatnya menangis, dia adalah sahabatku Kim Soek Jin. Sahabat beda negaraku waktu aku dinas di Ukraina," ucapku dengan tersenyum. Hingga akhirnya Kim Soek Jin, membuka mulutnya. Soek Jin menangis dengan berlinang air mata, Soek Jin masih menangis. "Aku sudah putus dengan Sarah Adrian, aku pikir Sarah setia dan menyayangiku sepenuh hati. Ternyata Sarah penuh dengan dusta," keluh Soek Jin dengan bersedih. "Maksudnya apa? Aku nggak paham, apa dia selingkuh darimu Kim Soek Jin?" tanyaku dengan rasa penasaran yang sangat tinggi. "Iya sarah selingkuh, Sarah mengkhianatiku. Aku sangat terpukul," keluh Kim Soek Jin dengan menangis. "Sudahlah Soek Jin jangan bersedih, mati satu tumbuh seribu. Habis gelap terbitlah terang," ucapku dengan tersenyum. "Kalian ber dua bertemu di Ukraina? Kenapa tidak menggunakan Bahasa Ukraina saja? Aku tidak mengerti dan belum bisa bahasa Korea," tanya sahabatku Tono kepadaku dan Kim Soek Jin. "Kamu bisa Bahasa Ukraina juga Tono? Baiklah ayo kita menggunakan Bahasa Ukraina!" tanyaku kepada Tono. "Tentu saja, aku bisa Bahasa Ukraina. Aku tiga tahun di sana, ketika aku belum menikah. Aku di sana tiga tahun," ucap Tono dengan tersenyum. "Oia ngomong-ngomong bahasa Korea kamu lancar Adrian, apakah kamu kursus Bahasa Korea?" tanya Tono dengan sangat penasaran. "Aku belajar Korea, bertahap nggak langsung bisa. Dua minggu belajar bicara, dua bulan aku pelajari tulisan hangulnya. Aku di ajari oleh kawanku Kim Soek Jin," jawabku memberikan penjelasan kepada Tono. "Wah kau hebat sekali Adrian, aku jadi kepingin pandai sepertimu. Kau jago sekali berbahasa Korea," puji Tono dengan tersenyum ke arahku. "Seberapa banyak kau ingin dapat berbahasa Korea?" tanyaku kepada Tono. "Aku ingin sepandai kau Adrian, tetapi apakah aku bisa sepertimu?" tanya Tono kepadaku. "Tentu saja bisa Tono, asalkan ada kemauan. Aku juga nggak terlalu pandai dan cerdas, aku berusaha menjadi yang terbaik dari yang terbaik. Aku ingin mencapai mimpiku," ucapku dengan senyuman penuh arti. "Memangnya target yang ingin kamu raih apa Adrian?" tanya sahabatku dengan penuh arti. "Saya ingin menjadi prajurit yang memiliki sejutsa prestasi, memiliki jenjang karier di TNI AL. Menjadi garda terdepan yang tak pernah padam semangatnya," ucapku dengan penuh kepercayaan diri. "Aku yakin karier kamu akan bagus dan baik Adrian, tidak sepertiku yang rapuh dan tanpa tujuan," keluh Soek Jin dengan air mata. "Kamu juga prajurit tangguh, kita semua Prajurit hebat. Yang sangat berguna," ucapku dengan sangat semangat membara. Kasian sekali, Kim Soek Jin yang patah hati. Aku ingin mengenalkan Soek Jin dengan saudara sepupu istriku. Tetapi apakah dia bersedia? "Soek Jin kamu mau nggak?" tanyaku kepada Kim Soek Jin. "Mau apa Adrian?" tanya Soek Jin kepadaku. "Mau aku kenalkan dan aku jodohkan, dengan saudari sepupu istriku. Gadis baik dan sopan, tipe penyayang dan setia. Anaknya baik dan nggak neko-neko," ucapku dengan tersenyum menatap lekat Kim Soek Jin. "Boleh kau berikan saja nomorku," ucap Kim Soek Jin yang mulai tersenyum. Semoga saja, Kim Soek Jin memang berjodoh dengan saudara sepupu istriku. Karena aku yakin Nadira sangat cocok dengan Kim Soek Jin, sangat cocok dan serasi. Semoga saja, aku dapat menjodohkan Nadira dan Soek Jin. Semoga saja Nadira dan Soek Jin dapat berjodoh. Berati kalau Soek Jin dan Nadira berjodoh, otomatis Nadira akan ikut ke Negara asal Soek Jin Korea Selatan. Soek Jin semoga saja, kau dapat melupakan Sarah kekaaih tak setiamu. Semoga saja Soek Jin, kamu dapat berbahagia. Tidak semua gadis tak setia. Pasti cepat atau lambat Soek Jin akan bahagia dengan jodohnya. Aku sekarang sedang pusing, sangat capek dan lelah karena ada target militer yang ingin aku raih. Aku harus tetap semangat, semangat untuk menjadi Komandan Batalion. Memiliki anak buah yang solid, royal dan dapat di andalkan. Aku tak mau, saudaraku tak dapat di andalkan. Aku bermimpi suatu saat, menjadi Bapak KASAL atau Bapak Kepala Staf Angkatan Laut. Yang menjadi Bapak perhatian, berbudi luhur dan berwawasan tinggi. Ya Allah, jadikan hamba Prajurit TNI AL yang mampu membuat nama baik TNI bagus di kanca Internasional dan dunia. Aku berlatih, menembak berkuda dan bermain Voly. Aku harus mampu menjadi terbaik, menjadi pemenang di setiap tantangan. Aku ingin menjadi pemenang di setiap tantangan, semoga saja aku dapat melaluinya. "Adrian kau sudah memiliki anak berapa?" tanya Tono kepadaku. "Aku memiliki tiga orang anak," jawabku dengan singkat. "Kau hebat sekali, memiliki anak banyak. Semoga kau selalu sukses," goda Tono kepadaku. "Kau punya anak berapa Tono?" tanyaku dengan senyuman. "Aku saja baru dua," jawab Tono dengan tersenyum. "Tetapi anak pertamamu yang gadis nggak mirip denganmu maupun istrimu, anak siapa seperti bule?" tanya Tono dengan rasa kekepoan yang sangat tinggi. "Iya walaupun bagaimana pun Debora tetap putriku dan Tiara," jawabku dengan tersenyum. "Apa jangan-jangan Prajurit TNI AL yang ramai di beritakan di media maupun surat kabar itu kamu Adrian? Kamu memiliki anak angkat gadis bule keturunan Neterland?" tanya Tono dengan tersenyum. "Masa hingga heboh, dan terkenal seperti itu. Apa kau tidak berbohong?" tanyaku dengan tersenyum. "Iya ngapain aku bohong, di kamarku ada buktinya. Kau tidak percaya?" tanya Tono kepadaku. "Iya aku percaya," jawabku dengan tersenyum. Aku yang mulai mengantuk berpamitan lebih dahulu, karena besok aku ada penugasan mengamankan ke sekolah dan ke rumah sakit. Aku harus tidur lebih awal, supaya aku nggak telat bangun. apa lagi Komandan peletonnya sangat galak. Bisa-bisa aku di hukum mandi balok es. Udara Perancis sedang dingin sekali. Bisa gawat jika aku kena hukuman, aku ingat sekali Hery di suruh menyanyantap kalajengking karena tak apal istri pertamanya. Aku sangat takut jika mengalami hal serupa, aku aja karena kesalahan sedikit di suruh menyantap ular hidup-hidup. Komandan peletonku kali ini, sangat sadis sekali. Intinya jangan sampai aku melakukan kesalahan bisa gawat dan fatal. Apalagi jika aku harus makan Kalajengking. Aku harus afal istri pertamaku, jika tak afal gawat. Yang ada kena marah beliau. Aku dengar kalau beliau marah gawat banget.  Sangat mengerikan dan menyeramkan, jika Komandan peleton baruku marah. Intinya aku kerja yang benar, jangan sampai membuat komandan peletonku marah. Jika dia marah dan mengamuk, wasalam yang ada dunia ini terasa bagai neraka. Aku tak mau seperti itu, jangan sampai marah. Bersambung.  Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD