Goa Jepang

2883 Words
Setelah puas kami masuk ke dalam Goa Belanda, kami pergi ke Goa Jepang tatkala kami semua memasuki ke dalam lebih dalam lagi. Aku dan keluargaku berserta kawanku, sangat menikmatinya. Kami semua akhirnya beristirat, setelah kami semua masuk ke dalam Goa Jepang. Di dalam Goa Jepang sebenarnya hampir sama dengan Goa Belanda, tetapi Goa Belanda lebih terang dan sejuk, intinya lebih bagus. "Kita mau ke mana lagi Adrian?" tanya Ridwan dengan sangat penasaran. "Terserah kau saja Ridwan, kau yang lebih tau daerah kota Bandung. Aku dan keluargaku ikut kau saja," jawabku dengan tersenyum menatap Ridwan. Akhirnya Ridwan mengajakkku, ke kampung Korea dan Jepang. Kami dapat berlibur, kami sangat senang dan bahagia sekali, karena selain dapat berpoto dengan pemandangan alam. Aku dan keluargaku juga mengenakan pakaian tradisona Korea dan Jepang. Aku lihat senyum yang menghiasi istri dan anak-anakku sungguh sangat indah, mereka sangat bahagia. Untuk sementara, aku mengajak mereka semua ke Korea dan Jepang versi Indonesia. Barulah nanti aku akan mengajak mereka, ke Jepang dan Korea sungguhan. "Kapan iya sayang kau ajak aku ke Korea dan Jepang sungguhan?" tanya Tiara dengan sangat antusias. "Tahun depan sayang, jika aku cuti lagi. Kita pasti akan pergi ke Korea dan Jepang," ucap aku dengan tersenyum. "Benar iya Pa?" tanya Debora dengan tersenyum. "Iya sayang, mana mungkin Papa berbohong nak. Kita akan tetap berlibur ke Korea dan ke Jepang," ucapku dengan tersenyum. Tiba-tiba perutku sangat lapar sekali, kami semua singgah terlebih dahulu. Kami makan di sebuah restoran bergaya Italia. Kamisemua memesan spaghety dan steak, kami memesan beragam jenis steak. Steak Bakso dan steak daging. Kami juga memesan steak Jamur. Setelah kenyang, sahabatku Ridwan akhirnya mengantarkan kami ke Hotel. Setibanya di Hotel, aku bersama keluargaku langsung beristirahat. Aku harus segera tidur, karena besok kami akan liburan lagi. Kami harus tetap, sehat dan fit dalam liburan kami. "Sayang besok kita akan pergi ke Bosha dan museum Fisika dan Matematika, kamu mau ke kebun strawbery juga nggak?" tanyaku dengan penuh senyuman sambil menatap wajah cantik Tiara. "Iya tentu sayang, aku mau kok ke kebun Strawbery. Nanti kita borong Strawbery di sana sayang,' jawab Tiara dengan tersenyum. "Sayang kita tidur yugh, udah malam sayang. Aku juga sangat mengantuk sekali," ucapku dengan tersenyum. "Iya suamiku sayang, aku juga sudah sangat mengantuk sekali sayangku," ucap Tiara dengan tersenyum. Aku dan Tiara tidur di jam 23.30, kami berdua terbangun di jam 05.30. Kami berdua manidi bersama, setelah selesai mandi kami segera mencari saraapn. Barulah kami semua bergegas untuk pergi ke museum Fisika dan Matematika, Setibanya kami di museum Fisika dan Matematika, aku dan istriku Tiara mengajak anak-anak kami bermain sambi belajar. Mereka sangat bahgia dan gembira sekali, aku sangat senang dan bergembira sekali. "Kalian semua happy anak-anakku?" tanyaku dengan tersenyum. "Tentu saja Papa, kami semua ini sangat happy sekali. Terima kasih Pa,' ucap ke empat anak-anakku dengan sangat kompaknya. Aku dan anak-anakku kini sedang berencana, untuk ke perkebunan Teh di Boscha. Kami sangat senang sekali, karena dapat berkunjung ke Boscha. Tetapi sayangnya kami nggak lama berada di sana. Setelah dari Boscha, kami semua menyempatkan dir untuk pergi ke perkebunan strawbery. Kami memetik banyak sekali buah strawbery, setelah kami puas mendapatkan strawbery yang kami mau. Aku dan keluargaku kini akhirnya memutuskan untuk kembali ke Surabaya. Kami menaiki pesawat, kami tiba di Surabaya sekitar jam delapan malam. Setibanya di Surabaya, kami langsung beristirahat. Aku sangat letih dan lelah, tetapi aku tak mau merepotkan istriku Tiara. Karena Tiara sudah tertidur lebih dahulu. Aku langsung meminta tolong kepada putriku Debora. "Debora sayang, Papa mau minta tolong nak. Kamu mau nolong Papa nggak?" tanyaku dengan tersenyum. 'Iya Papa, Papa mau minta tolong apa?' tanya Debora dengan tersenyum manis. "Tolong buatkan Papa s**u nak, Papa mau minum obat nak. Kepala Papa sangat pusing sekali,' ucapku dengan tersenyum. 'Ok baik Papa, Debora buatkan s**u. Papa tunggu dulu di sini iya nak," ucap Debora dengan tersenyum. Aku menunggu, putriku membuatkan segelas s**u hangat untukku. Setelah selesai minum s**u, aku segera minum s**u dan obat. Setelah selesai aku segera tertidur di samping istriku Tiara. Aku sangat lelah dan capek, tetapi yasudahlah. Aku ini laki-laki, harus kuat dan tangguh. Aku nggak boleh lelah. Aku harus selalu kuat dan vit. Aku terbangun pagi sekali, sekitar jam lima pagi. Setelah rapih, aku menyiapkan sarapan untuk anak- anak dan istriku. "Silahkan di makan masakan yang telah Papa masak, ayo sayang di makan. Ayo anak-anakku silahkan di makan," ucapku dengan sangat ramahnya. "Terima kasih suamiku sayang, kau memang suami yang sangat baik dan perhatian. Aku sungguh mencintaimu sayang," ucap Tiara dengan tersenyum. "Sama-sama Tiaraku sayang, aku juga sangat mencintaimu. Bahkan melebihi apa pun itu sayang,' ucapku dengan tersenyum. " Terima kasih Papa,' ucap anak-anaku dengan sangat kompaknya. "Iya sama-sama anak-aanakku sayang," ucapku dengan tersenyum. Aku dan anak-anakku, kini sedang menikmati sarapan yang aku masak. Rasanya lumayan, walkaupun nggak terlalu enak. Tetapi ini bukan masakan yang buruk kok, buktinya saja anak-anak dan istriku menyukainya. Aku jadi memiliki ide yang terlintas di dalam hati dan pikiranku, apa seterlah pensiun aku membuka usaha kedai Bakso dan Mie Ayam. Aku akan pulang ke Manado kampung halamanku. "Papa kok melamun?" tanya Tiara istriku dengan tersenyum manis. "Papa hanya kepikiran sayang, Papa ingin membuka usaha Ma. Setelah Mama pensiun," ucapku dengan tersenyum. "Papa mau buka usaha apa?' tanya Tiara istriku dengan tersenyum. "Papa mau buka usaha, Bakso dan Mie ayam. Semoga saja nanti sukses iya,' ucapku dengan tersenyum. "Amien Pa, Papa kapan buka usaha mie ayam dan baksonya?" tanya Tiara dengan tersenyum. Sementara anak-anakku juga ikut menimpali, dengan niat aku yang sungguh sangat ingin membuka usaha makan setelah aku pensiun. "Memangnya kapan Papa akan membuka usahanyanya?" tanya Debora dengan sangat serius. "Setelah Papa pensiun dari Angkatan laut putri-putriku,' ucapku dengan tersenyum. "Wah itu adalah ide yang sangat bagus Papa, Debora sangat setuju sekali. Dengan ide Papa,' ucap Debora denga tersenyum. Tidak terasa, sangking asyiknya kami berbincang-bincang sudah mau hampir jam enam saja. "Papa kami berangkat sekolah saja," ucap ke empat buah hatiku dengan tersenyum. "Iya nak, hati-hati di jalan iya anak-anakku," ucapku dengan tersenyum. Setelah selesai sarapan, aku mengantarkan anak-anakku ke sekolah mereka satu persatu. Setelah selesai, aku mengantarkan mereka semua. Aku akhrinya segera ke kantor. Setibanya di kantor, aku sangat sibuk sekali. Karena akan ada kunjungan Bapak Kasal, Bapak Panglima TNI dan Bapak Presiden. Aku beserta anak-anak buahku, mengerahkan pelayanan yang terbaik selama kunjungan. Aku dan anak-anakku harus mampu menunjukkan, jika Marinir mampu, harus menjadi prajurit yang kuat, tangguh dan mandiri. Aku pulang kerja sekitar jam tujuh malam, setibanya di rumah aku landgsung di sambut dengan sangat hangatnya oleh istri dan anak-anakku. "Ya ampun Papa baru pulang, Papa sepertinya sangat capek dan letih sekali. Sebaiknya Papa segera mandi,' titah Tiara dengan tersenyum. Aku langsung melangkahkan kakiku, menuju kamar mandi. Aku langsung mandi dengan air hangat. Aku merasa sangat lega sekali, karena badanku yang awal mulanya sangat pegal sekali. Kini menjadi tidak pegal, dan rasanya seluruh tubuhku hangat sekali. Setelah selesai mandi, aku segera mengenakan pakaian piyama yang sudah di siapkan oleh Tiara istri cantikku. "Sayang hari ini kau tampan sekali,' goda Tiara dengan tersenyum kepadaku. "Jadi selama ini, aku nggak tampan sayang. Kau tega sekali sayang,' ucapku dengan tersenyum. "Ya ampun sayang, di mataku kau selalu tampan sayang. Aku sungguh sangat mencintaimu Tiara,' ucap Tiara dengan tersenyum. "Terima kasih istriku sayang, kau juga selalu cantik, indah dan manis di mataku. Kau selalu sempurna," ucapku dengan tersenyum. Aku sangat lapar sekali, sehingga cacing di perutku. Berbunyi dengan sangat kerasnya. "Ya ampun sayang, kau sangat lapar sayang. Perutmu berbunyi kencang sekali," ucap Tiara dengan tersenyum. "Iya sayang, aku sangat lapar sekali. Perutku sampai berbunyi dengan sangat kencang dan nyaring,' ucapku dengan tersenyum. Aku dan Tiara, langsung ke meja makan. "Sayang silahkan kamu makan, aku sudah memasak untukmu. Dibantu oleh anak-anak juga,' ucap Tiara dengan tersenyum. "Terima kasih sayang, terima kasih anak-anak. Kalian semua sangat kompak sekali,' ucapku dengan tersenyum. Istri dan anak-anakku, sudah memasak Ayam Goreng Mentega Sayur Labu Siem, Sayur Nangka, Sambal Mangga dan Sambal Nasi. Untuk nasinya istriku memasak Nasi kuning. "Gimana Papa apakah masakan kami enak?" tanya Debora dengan tersenyum. "Enak sekali nak, kalin memang pandai sekali memasak. Jika kalian ada rezeki buka usaha saja kuliner," ucapku dengan tersenyum. Setelah selesai makn, tiba-tiba ponselku berdering. Ternyata yang menghubungiku adalah Bapak Panglima yang baru. "Halo selamat malam!" sapa Bapak Bagas selaku Bapak Panglima TNI yang baru. 'Halo selamat malam!" sapaku dengan sangat ramahnya. "Kamu minggu depan bisa datang ke istana negara?" tanya Bapak Panglima TNI dengan sangat ramahnya. "Bisa Jenderal,' jawabku dengan ramah. Setelah aku dan Bapak Panglima TNI mengakhiri panggilan kami, aku merasakan keheranan dan kebingungan. "Sayang kamu kenapa?" tanya Tiara dengan menatapku lekat. "Bapak Panglima sayang," jawabku dengan tersenyum. "Ada apa dengan Bapak Panglima sayang?" tanya Tiara dengan sangat heran. "Bapak panglima menghubungiku, Bapak Panglima mengatakan jika aku minggu depan segera ke istana negara. Aku di suruh untuk segera menghadap Bapak presiden," jawabku dengan tersenyum. "Iya suamiku sayang, aku yakin karier kamu akan bagus dan baik. Semoga saja karier kamu akan baik sayang,' ucap Tiara dengan tersenyum. "Amien puji tuhan sayang, semoga Bapak Presiden bertemu dengan akau dalam keadaan baik-baik saja. Semoga saja karier militerku berjalan baik," ucapku dengan tersenyum. Aku sangat bersyukur sekali, memiliki istri dan anak-anak seperti keluargaku. Mereka sangat baik, perhatian dan sangat mendukungku. "Papa ajarin Debora belajar, ada pelajaran yang nggak Debora paham. Ajarin iya papa," pinta putriku Debora dengan tersenyum. " Iya nak, ayo kita belajar. Bella, Bayu dan Angkasa ayo belajar juga bersama nak!" titahku dengan tersenyum. Setelah selesai belajar, aku dan anak-anakku kini sedang menonton Tv bersama. Sementara istriku Tiara, sedang membuatkan puding cokelat dan strawbery serta s**u cokelat untuk kami. Kami sangat menikmati, kebersamaan kami. Kami dsangat bahagia karena dapat berkumpul dengan menikmati puding dan s**u hangat. "Anak-anak sudah malam sayang, sebaiknya kalian tidur nak. Papa juga sangat mengantuk,' ucapku dengan tersenyum. "Ok Papa,' jawab anak-anakku dengan sangat kompaknya. Di dalam kamar, aku melihat istriku kepalanya sangat pusing sekali. Aku sangat nggak tega sekali, akhirnya aku memijit dan mengurut istriku. Aku sangat aneh sekali, kenapa Tiara istriku menangis. Padahal aku nggak salah apa-apa. "Tiaraku sayang, istriku yang sangat cantik dan manis kamu kenapa menangis sayang?" tanyaku dengan sangat keheranan. "Aku sangat sedih sekali suamiku, aku sebagai istri sangat tak berguna sekali. Aku tak pantas jadi istrimu sayang," ucap Tiara dengan menitikan air mata. "Tiara sayangku, kamu ngomong apa sich sayang. Di mataku kamu sangat berharga dan berati di dalam hidupku," ucapku dengan tersenyum. "Kamu serius sayang, aku sangat berati dan berguna di dalam hidupmu. Kamu nggak bohong kan sayang?" tanya Tiara yang sepertinya meragukan rasa cintaku untuknya. Aku sangat bingung, sangat heran kenapa Tiara meragukan rasa cintaku yang sangat besar sekali? Seharusnya dia dapat merasakan jika aku sungguh-sungguh sangat menyayangi dan mencintainya. Aku tulus kepadanya, apa pun yang terjadi bukannyaberkurang tetapi semakin besar dan mendalam. " Tiara aku sungguh sangat menyayanimu dan mencintaimu melebihi apa pun itu,' ucapku dengan tersenyum. "Iya mas aku sangat percaya sekali, maafkan aku karena telah meragukan kamu sayang,' ucapku dengan tersenyum. Aku akhirnya tertidur dengan sangat pulasnya, sambil memeluk istriku Tiara. Aku terbangun pagi sekali, sekitar jam empat pagi. Aku dan istriku mandi bersama dengan air hangat. Aku dan Tiara menyempatkan untuk olahraga pagi, setelah selesai kami makan telur rebus dan minum s**u. Kami sekeluarga memutuskan untuk sarapan pagi dengan singkat saja. Setelah selesai sarapan, aku langsung berangkat kerja. Aku terlihat sangat gagah dan tampan dengan mengenakan seragam militer dengan uniporm lengkap sebagai Prajurit TNI Angkatan Laut. Tiba- tiba ponselku berdering, tatkala akau melihat ternyata yang menghubungiku adalah kawan semasa sekolah akau SMk dulu. "Halo Adrian,' sapanya dengan sangat ramahnya. "Halo Sherly ada apa iya?" tanyaku dengan sangat keheranan. "Kami akan mengadakan reonian Adrian, kau mau ikut nggak?" tanya Sherly dengan sangat antusias. "Ok tetapi maaf, aku nggak bisa datang. Soalnya aku di Surabaya sekarang. Aku tidak di Manado lagi," ucapku dengan tersenyum. "Ok nggak apa-apa Adrian ikut saja, kebetulan kami ngadain reoniannya di Surabaya karena aku ikut suamiku di Surabaya,' ucap Sherly dengan tersenyum. ' Ok baiklah, jika diadakan di Surabaya aku ikut saja. Besok jam berapa?' tanyaku dengan tersenyum. " Besok di restoran Seruni jam tiga sore,' jawab Sherly dengan tersenyum. Baiklah aku akan meluangkan waktuku, untuk menghadiri reonian yang akan diadakan kawan sekolahku. Semoga saja, kawan sekolahku berubah. Besok sebaiknya, aku mengenakan seragam biasa saja. Aku nggak mau pamer, dengan menunjukan siapa aku? Siapa jati diriku dan siapa titelku? Aku kini sekarang sedang bersiap-siap untuk makan siang. Aku makn siang dengan ketoprak yang sangat pedas sekali, aku memesan ketoprak level sepuluh. Setelah selesai makan siang, aku kini sedang memeriksa senjata dan pistolku. Hari ini aku pulang sekitar jam tujuh malam, aku sangat lketih dan lelah sekali. Aku langsung mampir sejenak ke apotek, aku membeli obat sakit kepala. Karena kepalaku sangat sait sekali, seakan mau pecah. Kepalaku sakit sekali. Setibanya di rumah, aku langsung di sambut oleh istri dan anak-anakku. "Papa baru pulang?" tanya Tiara dengan tersenyum. "Iya Ma, Papa baru pulang. Papa sangat capek sekali dan lelah sekali," ucapku dengan tersenyum. "Sebaiknya Papa mandi dulu, Nanti Mama pijitin. Setelah Papa mandi," ucap Tiara dengan tersenyum manis. Aku akhirnya mengham,piri Tiara, aku memeluk Tiara dan mengecup kening Tiara dengan penuh kasih dan sayang. Entah kenapa aku merasakan kepalaku sangat sakit sekali, apa mungkin aku akan tumbang. Aku nggak boleh sakit, aku harus sehat. Aku langsung bergegas mandi dengan air hangat, setelah selesai mandi aku langsung memeluk Tiara istriku. "Sayang kamu lagi apa?" tanyaku dengan memeluk istriku. "Aku sedang menyiapkan piyama untuk kamu suamiku sayang,' jawab Tiara dengan tersenyum. "Terima kasih sayang,' ucapku dengan penuh senyuman. "Sama-sama sayang,' ucap Tiara dengan tersenyum. "Sayang aku sangat laper sekali, aku ingin makan sayang. Perutku sudah keroncongan,' ucapku dengan memegangi perutku. "Ok sayang, ayo kita makan bersama. Aku juga sudah memasak untuk kamu sayang,' ucap Tiara dengan tersenyum. Rupanya Tiara dan anak-anakku sangat kompak sekali. Mereka memasak masakan khas Bali. Ada Ayam betutu Bakar, Dendeng cabai hijau dan masih banyak sekali. Serta di lengkapi dengan sayuran yang rasanya sangat enak dan lezat. "***,**************? Qīn'ài de, wǒ hé háizimen zuò de shíwù shì zěnme zuò de?" tanya Tiara dengan tersenyum manis. (Sayang gimana rasa masakan yang aku dan anak-anak masak?) "***,***,**********。********ěn hào chī, hěn hào chī, nǐ hé háizimen zhēn de hěn cōngmíng. Kěyǐ zhème zhǔ,' pujiku dengan tersenyum. (Rasanya sangat enak dan lezat sekali, kau dan anak-anak sungguh sangat cerdas sekali. Dapat memasak seperti itu,) Setelah selesai kami makan, aku dan anak-anakku segera menonton tv bersama. "***,**************,****,***? Qīn'ài de, míngtiān wǒ yào qù hé wǒ xuéxiào de tóngxué jùhuì, nǐ yào lái ma, qīn'ài de?" tanyaku dengan memandangi wajah cantik Tiara. (Sayang besok aku akan ikut reunian bersama kawan sekolahku semasa sekolah, apakah kau mau ikut sayang?) "**,***,*****,***,***。********, Shì de, qīn'ài de, nǐ gānggāng chóngféng, wǒ bù lái, qīn'ài de. Míngtiān wǒ yǒu hěnduō dìngdān,' ucap Tiara dengan tersenyum. (Iya sayang kamu reunian saja, aku nggak ikut sayang. Besok aku ada pesanan banyak,) "Debora boleh ikut Papa?" tanya Debora dengan tersenyum. "Tentu saja boleh nak," jawabku dengan tersenyum. 'Tetapi Debora ada kursus Pa, baru pulang jam tiga. Gimana Papa?" tanya Debora dengan sangat khawatir. "Tentu saja boleh nak, kamu akan tertap ikut nak. Kamu menyusul saja nak," ucapku dengan tersenyum. Aku akhirnya mengirim pesan singkat melalui WA, aku memberikan alamatnya ke putriku Debora. Karena sudah malam sekali, aku segera berpamitan untuk segera tidur. Aku mengajak Tiara, untuk segera masuk ke dalam kamar bersamaku. "Sayang kita masuk ke dalam kamar yugh, aku sudah sangat mengantuk sekali sayang. Yugh kita ke kamar!" ajakku dengan tersenyum. "Ayo sayang,' ucap Tiara dengan tersenyum. Kami berdua akhirnya masuk ke dalam kamar kami, setelah anak-anakku masuk ke dalam kamar. "Kamu kenapa sayang?" tanya Tiara dengan menatapku lekat. 'Aku nggak apa-apa sayang,' jawabku singkat. 'Kamu serius suamiku, kamu nggak bohong sayang?" tanya Tiara dengan keheranan. "Aku sungguh nggak apa-apa Tiaraku sayang, sudah malam sayang. Sebaiknya kita tidur sayang," ucapku dengan tersenyum. 'Baiklah suamiku sayang, aku juga sangat mengantuk. Ayo kita tidur sayang,' ucap Tiara dengan tersenyum. Aku dan Tiara akhirnya tertidur, kami terbangn pagi sekali sekitar jam setengah empat pagi. Kami berdua menyempatkan diri untuk berolahraga pagi. Setelah berolahraga, kami segera mandi dengan menggunakan air hangat. Setelah selesai mandi, kami segera sarapan pagi secara sederhana dengan makan bubur ayam spesial. yang telah di masak oleh Tiara. "Terima kasih sayang, untuk bubur ayamnya. Aku sangat menyukainya,' ucapku dengan tersenyum. 'Sama-sama sayang,' ucap Tiara dengan tersenyum. Setelah selesai sarapan, aku segera mengajak anak-anakku untuk sekolah bersamaku. Aku mengantarkan anak-anakku ke sekolah mereka. "Sayang anak-anakku, ayo nak kita segera berangkat nak. Papa antarkan kamu sekolah,' ucapku denagn tersenyum. 'Ok Papa,' jawab anak-anakku dengan sangat kompaknya. Setelah selesai mengantarkan anak-anakku ke sekolah, aku segera berangkat ke kantor. Di dalam kantor, aku segera mengerjakan laporan yang sudah di suruh oleh Bapak Kasal. Aku harus cepat mengerjakannya, supaya dapat reunian dengan baik. Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD