Ternyata Kawanku Tak Berubah

1707 Words
Aku yang sudah selesai, mengerjakan semua pekerjaan aku dengan sangat baik. Akhirnya memutuskan untuk reonian dengan kawan semasa sekolah SMA Aku. Aku langsung melepaskan pakaian dinasku, dengan mengenakan seragam biasa. Aku sengaja memakai kaos yang sudah sangat lusuh sekali. Bahkan aku juga mengenakan sandal jepit. Seragam dinasku, aku taruh di dalam tas. Setelah selesai, aku langsung bergegas dengan menaiki taksi. Hingga sampai ke titik lokasi. Tempat reonian kami, aku akui adalah hotel yang sangat mewah dan bagus sekali. Bahkan kami reonian di hotel yang sangat mewah, bahkan ada ruangan karoke dan ruangan privat room. Mungkin sebagian ada yang menginap di hotel mewah ini. Mereka semua, menatap ke arahku dengan tatapan kasihan atau tatapan jijik mungkin. "Ya ampun Adrian, kamu ke acara reonian kenapa berpakaian seperti ini? Kamu ini sangat lusuh dan nggak pantas berada di sini,' ejek Kasim dengan menghina aku. Aku kira, seseorang dengan bertumbuhnya waktu dapat berubah. Ternyata sikapnya sama saja. " Iya Adrian kau pantas di sdini, bahkan kau membeli baju dan sendal saja tak mampu. Bukankah kedua orang angkat kau itu orang kaya dan terpandang iya? Apa mereka berdua jatuh miskin karena mengangkjat kau menjadi anak?" ejek Riswan dengan tersenyum. Bahkan semua dari kawan aku, ada yang melemparkan uang ke arah wajahku. Aku juga nggak menyangka jika bertemu dengan Malik, Malik adalah ajudan kesayanganku. "Hentikan! Kalian semua jangan kurang ajar dengan komandan saya. Ini adalah Komandan saya, orang yang kalian hina miskin dan susah," ucap Malik dengan penuh emosi sambil meraih tanganku yang terjatuh akibat luka yang di sebabkan oleh kawan semasa SMA Aku. Aku nggak menyangka jika ada Debora putriku, aku nggak menyangka jika dia sudah datang. Dia langsung menangis memelukku. "Kenapa Papa diam saja?" tanya Debora dengan menangis. Debora sangat sakit sekali, sangat terluka sekali. Karena aku di perlakukan seperti itu. "Sudahlah nak, nggak usah di bahas sayang. Papa nggak apa-apa nak,' ucapku dengan tersenyum. Debora langsung membuka tas aku, dia langsung memakaikan seragam dinasku dan baret sudah dia sematkan juga. "Aku sayang Papa, sebaiknya kita pergi dari sini Papa. Mereka sangat jahat sekali kepada kamu Papa, aku nggak suka itu Papa. Papa aku sayang sekali dengan Papa," ucap Debora dengan tersenyum. Setelah seragam dinas lengkapku, aku kenakan aku langsung pergi bersama putriku Debora. Mereka semua langsung tertunduk, tak berani ada yang menatap wajahku. "*******,****。************, Bàba wǒ zhēn de hěn è, wǒmen chī ba. Wǒmen de bàba chī shí jí páigǔ ròu wán' pinta Debora dengan tersenyum. (Papa aku laper banget, kita makan yugh. Papa kita makan Bakso Rusuk dengan level sepuluh,) "**,**,***************。******************,**, Shì de, érzi, wǒmen jiù zài nà biān de shāngchǎng chī páigǔ ròu wánzi. Ràng wǒmen dōu mǎi bìshèngkè gěi nǐ de xiōngdì hé nǐ de māmā, érzi,' ucapku dengan tersenyum. (Iya nak, kita makan Bakso rusuk di mall sana saja. Sekalian kita belikan Pizza Hut untuk adik-adik dan Mama kamu nak,) Aku dan putriku Debora, kami berdua menyempatkan untuk makan di sebuah restoran bakso rusuk yang terletak di dalam mall. Sangat anti dan ramai sekali, maklum karena rasanya sangat enak sudah gitu lagi promo diskon 30 persen. "Gimana ini Papa antri sekali?" tanya Debora dengan menatap wajahku. "Kita tunggu saja nak, jika kamu sangat ingin makan bakso ini. Jika kamu mau makan yang lain bisa makan di restoran lain?" tanyaku denmgan memberikan solusi kepada putriku Debora. "Papa kita makan di Solaria bagaimana?" tanya Debora dengan tersenyum. 'Ok sayang, disana juga ada Bakso syang. Papa juga mau Bakso,' jawabku dengan tersenyum. Aku dan Debora putriku langsung menuju ke Solaria. Kami memesan menu besar. Steak dan nasi serta Bakso urat dengan dua porsi. Aku juga membungkuskan Cumoi goreng saos padang dan sayur capcay untuk istriku dan anak-anakku yang lain. Setelah selesai kami makn, aku dan anakku langsung ke Pizza Hut. Kami membeli dua Pizza besar dan spaghety. Sementara ponselku terus berdering, aku sangat malas sekali mengangkatnya. Karena dari kawan sekolahku. Tetapi mau nggak mau, aku harus tetap mengangkatnya dengan sangat ramhnya. Karena aku nggak mau, menjadi seseorang yang jahat sekali. Aku harus jadi contoh yang sanagt baik bagi anak-anakku. Aku ingin menjadi orang yang baik, aku nggak mau menjadi orang yang sangat jahat. Setibanya di rumah, istriku dan anak-anakku yang lain menyambutku. Dengan sangat ramah dan hangtnya. "***,**************************? Qīn'ài de, nǐ wèishéme gěi wǒ dài láile suǒ lā lì yǎ de shíwù hé bìshèngkè de zhème duō fēngmì?' tanya Tiara dengan sangat heran. (Sayang kenapa kamu membawakan aku makanan dari Solaria dan Pizza hut banyak sekali sayang?) "****,***********,*******************。************, Wǒ shì qīzi, wǒ de háizimen hěn kāixīn hěn kāixīn, wǒ xiǎng ràng nǐ hé háizimen cháng cháng wǒmen zài shāngchǎng chī de shíwù. Wǒ hé dài bó lā yě zìdòng chī diàole nǐ,' jawabku dengan tersenyum. (Aku sangat istri dsan anak-anakku bahagia dan gembira, aku ingin kamu dan anak-anak merasakan makanan yang kami berdua makan di mall.Aku dan Debora makan itu otomatis kamu juga,) Tiara kesayanganku, sangat heran sekali. Dia selalu menatapku lekat sekali. Dia sangat keheranan. Dia akhirnya menangis dan bertanya kepadaku. "ที่รัก ทำไมคุณมาทานอาหารที่ Solaria? เกิดอะไรขึ้นที่รัก? Thī̀rạk thảmị khuṇ mā thān xāh̄ār thī̀ Solaria? Keid xarị k̄hụ̂n thī̀rạk?' tanya Tiara dengan sangat keheranan. (Sayang kamu kenapa makan di Solaria? Apakah terjadi sesuatu sayang?) "ใช่ น่าเสียดายที่มีเหตุการณ์เล็กน้อย ฉันไม่ได้คาดหวังว่าจะได้เพื่อนสมัยเรียน พวกเขาไม่เปลี่ยนน้ำผึ้ง พวกมันมากเกินไป แต่ไม่เป็นไร ฉันยกโทษให้พวกเขาแล้ว Chı̀ ǹā s̄eīydāy thī̀ mī h̄etukārṇ̒ lĕkn̂xy c̄hạn mị̀ dị̂ khād h̄wạng ẁā ca dị̂ pheụ̄̀xn s̄mạy reīyn phwk k̄heā mị̀ pelī̀yn n̂ảp̄hụ̂ng phwk mạn māk keinpị tæ̀ mị̀ pĕnrị c̄hạn yk thos̄ʹ h̄ı̂ phwk k̄heā læ̂w," ungkapku denfgan tersenyum. (Iya sayang ada insiden sedikit, aku nggak nyangka kawan semasa sekolah aku dulu. Mereka nggak berubah sayang, mereka sangat keterlaluan sekali. Tetapi nggak pa-apa aku sudah memaafkan mereka,) Aku sangat berharap sekali, anak-anakku tidak menjadi korban perunsdung dan menjadi perundung di sekolah mereka. Aku ingin mereka baik-baik saja. "*の**パパは、あなた***がいじめっ*にならないことを*んでいます。**と**くしてほしいです。**があれば、かっこいい*で**してください。 Watashi no kodomo papa wa, anatagata zen'in ga ijime-kko ni naranai koto o nozonde imasu. Tomodachi to nakayoku shite hoshīdesu. Mondai ga areba, kakkoī atama de kaiketsu shite kudasai." ucapku dengan menasehati anak-anakku. (Anak-anakku Papa berharap, kalian semua jangan menjadi perundung maupun perundung. Semoga kalian akur dengan kawan kalian, jika ada masalah selesaikan dengak kepala dingin,) Anak-anakku dengan tersenyum mereka berkata. "さて、パパ、*たちは**い*になります。パパが*ったように、 Sate, papa, watashitachi wa mina yoi hito ni narimasu. Papa ga itta yō ni," (Baik Papa, kami semua akan menjadi orang baik. Seperti yang Papa katakan,) Aku akhirnya ke kamar, aku sangat letih dan lelah. Aku langsung mandi dan setelah itu aku minum obat. Aku tak lupa memberikan koyo di sekujur tubuhku. Setelah selesai aku akhirnya tertidur, aku terbangun karena istriku mimpi buruk. "**なるなぜですか?あなたは*い*の**を*っていましたか? Shin'ainaru nazedesu ka? Anata wa warui yume no hachimitsu o motte imashita ka?" tanyaku dengan menggengam tanggan Tiara. (Sayang kamu kenapa? Kau mimpi buruk sayang?) "はい、ハニー、*は*い*を*ました。*には*がありました。あなたが*をだまして、*の*の*と**することを**ていました。あなたは*を*てる、 Hai, hanī, watashi wa warui yume o mimashita. Watashiniha yume ga arimashita. Anata ga watashi o damashite,-betsu no on'nanoko to kekkon suru koto o yumemite imashita. Anata wa watashi o suteru," jawab Tiara dengan menangis sesegukan. (Iya sayang, aku mimpi buruk sekali. Aku bermimpi, aku mimpi kau selingkuh dan menikahi gadis lain. Aku kau campakkan,) "それはただの*の*ちゃん、ただ*っている*でした。*はあなたを*てません、 Sore wa tada no yume no akachan, tada nemutte iru hanadeshita. Watashi wa anata o sutemasen," ucapku dengan menenangkan pikiran istri aku. (Itu hanya mimpi sayang, hanya bunga tidur. Aku tak akan mencampakan kamu,) "あなたは**を**します、あなたはごまかしません。わたしは、あなたを*しています、 Anata wa hachimitsu o yakusoku shimasu, anata wa gomakashimasen. Watashi wa, anata o aishiteimasu," ungkap Tiara dengan memelukku. (kamu janji sayang, kamu tak akan selingkuh. Aku sayang kamu,) Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD