Menjadi Yang Terbaik

1005 Words
Akhirnya aku membawa lelaki tersebut lke kantor polisi. Dari kantor polisi aku segera kembali ke hotel. Di Hotel aku langsung menghampiri istriku. "Kemana sayang Ibu yang tadi?" tanyaku dengan keheranan karena aku sama sekali nggak melihat ibu tersebut. "Ibu tersebut sudah pulang suamiku sayang, sdudah di antarkan pihak mangement hotel,' ucap Tiara dengan tersenyum. 'Ok sayang, sebaiknya kita masuk hotel dulu. Kita istirahat dulu, nanti maalm kita kuliner di Bandung sambil berjalan-jalan mistik. Gimana istriku sayang?' tanyaku sambil menatap istri cantikku Tiara. " Ok baiklah sayang, ayo kita masuk ke dalam. Ayo anak-anak,' ucap Tiara dengan tersenyum. Aku di dalam kamar tidur bareng dengan istriku Tiara, Bayu tidur dengan Bella sedangkan Angkasa tidur dengan Debora. Akhirnya setelah Tiaraku tertidur, aku dapat tertidur dengan sangat pulasnya. Aku terbangun jam tujuh malam, jam tujuh malam aku mandi bersama dengan istriku Tiara. Setelah selesai mandi, aku dan Tiara mengenakan kaos couple dengan warna hitam. Aku dan Tiara menunggu anak-anak kami di lobi hotel, aku dan Tiara menunggu kurang lebih selama lima menit. Akhirnya anak-anakku datang juga. "Papa, Mama maaf iya menunggu lama,' ucap Debora dengan memohon maaf kepadaku dan Tiara istriku. "Iya nak, nggak apa-apa sayang. Papa nggak apa-apa nak,' ucapku dengan tersenyum. "Iya nak, nggak apa-apa sayang. Mama nggak apa-apa," ucap Tiara dengan tersenyum manis. "Anak-anak kita pergi yugh, kita sekarang akan berkeling-keling kota Bandung. Dengan menaiki Bandros, tidak hanya berwisata kuliner kita akan berwisata mistik," ungkapku dengan tersenyum sambil menatap anak-anak dan istriku. "Ok sayang, aku sangat setuju sekali dengan ide kamu. Ide kamu sungguh sangat menakjubkan sekali sayang," ucap Tiara dengan tersenyum. "Banyak kuliner yang enak dong iya Papa?" tanya Debora dengan tersenyum. "Iya sayang, banyak sekali makanan dan masakan yang sangat enak dan lezat. Yang akan kita beli dan makan,' ucap Debora dengan tersenyum. "Iya tentu saja sayang, kamu akan memakan dan membeli semua masakan dan kuliner yang ada di Bandung. Semuanya sangat enak dan lezat,' jawabku dengan terseny40. Aku, anak-anakku dan istriku kini. Sedang mengantri, mengantri untuk membeli makanan dan kuliner. Kami makan bersama, kami segera menaiki mobil bandros. kami sangat senang dan bahagia karena kita dapat berkeliling kota Bandung dan dapat menikmati kuliner khas kota Bandung. Sambil mendengarkan banyak sekali cerita horor, yang terkenal dan bahkan legend di kota Bandung. Semua cerita horor uyang kami dengarjkan sangat seram, sangat angker sekali. Sungguh sangat mengerikan sekali. Aku, anak-anak dan istriku kini sedang bersiap-siap untuk pulang ke hotel. Aku lihat anak-anakku sangat capek dan kelelahan sekali, mereka juga sangat senang dan gembira sekali. Sepertinya kebahagian yang mereka rasakan, tak dapat di ucapkan dengan kata-kata. "Anak-anak kita sudah sampai hotel, kalian semua masuklah ke kamar. Langsunglah beristirahatlah dan tidurlah anak-anakku sayang," ucapku dengan tersenyum. " Ok Papa,' jawab ke empat buah hatiku dengan sangat kompaknya. Aku dan Tiara, segera memasuki kamar kami. Setelah kami berdua melihat anak-anak kami masuk ke kamar. "Sayang kamu bahagia?" tanyaku kepada istri cantikku Tiara. "Iya aku sangat bahagia sekali, aku sangat beruntung sekali. Memiliki suami yang sangat baik sepertimu," ungkap Tiara dengan tersenyum bahagia. "Aku malahan yang sangat bahagia sekali, memiliki istri yang sangat cantik dan baik seperti kamu. Aku sungguh sangat beruntung memiliki kamu Tiaraku," ucapku dengan tersenyum. Aku dan Tiara, akhirnya kami berdua tertidur. Soalnya kami berdua ada janji kami akan pergi kec rekan kerja akau dulu. Sambil kami akan mengunjungi Goa Jepang dan Belanda. "Sayang sudah malam, kita tidur yugh!" ajakku dengan tersenyum dan mengecup kening istriku. "Ok sayang,' ucap Tiara dengan tersenyum. Aku dan Tiara akhirnya tertidur, kami terbangun pagi sekali. Aku dan Tiara, kini sedang menunggu anak-anak kami. "Mama dan Papa maaf iya, kami lama. Soalnya tadi kami memilih pakaian yang akan kami kenakan," ungkap ke empat buah hatiku dengan sangat kompak sekali. "Ok sayang, kita naik taksi. Kita ke tempat teman Papa kerja dulu, habis itu kita segera pergi ke Goa Belanda dan Jepang. Kita juga akan pergi bersama," ucapku dengan tersenyum. "Ok baik Papa,' ucap ke empat buah hatiku dengan sangat kompaknya. Aku dan ke empat buah hatiku, akhirnya kami segera mampir ke tempat rekan kerjaku dulu. Setibanya di sana, aku dan keluargaku di sambut dengan sangat hangatnya oleh mereka. Kawanku bernama Ridwan dan Istrinya bernama Yesi. Tiara dan Yesi membuat kue bersama sedangkan kedua anak Ridwan Setta dan Setti Kapoor. Mereka berdua bermain dengan ke empat buah hatiku. "Kau benar-benar menamai kedua putri kamu Kapoor belakangnya?" tanyaku dengan menatap ke arah Ridwan. "Iya mau gimana lagi, Yesi istriku ngefans banget sama Karena Kapoor dan Kharisma Kapoor. Jadi mau nggak mau dari pada istriku ngambek," keluh Ridwan dengan tersenyum sinis. "Ridwan kau jangan jadi suami takut istri, jadilah suiami yang pemberani. Kau ini kan kepala keluarga,' ejekku dengan tersenyum. "Kau ini enak saja, saya bukan suami yang takut istri. Saya suami penyayang istri,' ungkap Ridwan dengan tersenyum. "Ok Ridwan, kau jangan marah. Aku ini hanya bercanda saja,' ucapku dengan tersenyum. Tiara dan Yesi tampaknya sangat sibuk sekali, sangat sibuk membuat kue Caslablanca dan Kue Jahe. Setelah kue tersebut matang dan jadi, mereka berdua menyediakan untuk kami serta anak-anakku. Setelah selesai makan, kami segera bersiap-siap untk pergi ke Goa Belanda dan Goa Jepang. Kami semua berangkat dengan menggunakn mobil Ridwan, Ridwanlah yang mengendarai mobil mewahnya. Setibanya kami semua di Goa Belanda dan Goa Jepang, kami segera memarkirkan mobil tersebut. "Kita ke dalam Goanya mau pakai tour guide nggak?'' tanya Ridwan dengan tersenyum ke arahku. "Boleh dech, supaya anak-anak kita dapat mendengarkannya. Supaya mereka semua dan kita juga belajar banyak sejarah mengenai goa ini," ucapku dengan tersenyum. Kami semua di pandu dengan jasa tour guide, kami semua di jelaskan secara mendetail dan terperinci mengenai Goa Belanda. Karena wajah Debora putriku yang sangat cantik khas gadis Neterland. Dia menghampiriku. "Papa aku seperti di peluk, aku sangat takut Papa. Mereka bilang aku sangat cantik mengingatkan mereka akan putri mereka,' ungkap Debora dengan menangis ketakutan. "Sudahlah sayang, kamu jangan takut. Putriku harus pemberani, jangan sampai menjadi penakut seperti ini. Jangan takut Debora,' ucapku dengan menuntunnya. Suatu hal yang di larang, dan merupakan pantangan adalah nggak boleh berbicara kata lada. Bisa gawat, jika ada yang mengucapkan kata lada. Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD