Di Rawat Di Rumah Sakit

1262 Words
Aku merasakan seakan cahaya sangat gelap, aku merasakan sekujur tubuhku sakit. Karena banyak peluru yang bersarang di dalam tubuhku, aku merasakan obat bius menancap di tubuhku. Setelah selesai di bius, aku tidak merasakan apa-apa, walaupun cahaya hitam dan pekat. Cahaya seakan sangat pekan dan tak bersilau. Seakan ada suara, yang melarangku ke tempat ruangan yang sangat gelap. "Kamu belum saatnya pergi, kamu masih dapat hidup. Jadilah orang yang sangat berguna bagi nusa, bangsa agama dan negara. Kamu harus hidup Adrian berjuanglah ikuti arah cahaya putih itu nanti kamu akan bertemu dengan keluargamu dan orang-orang yang kamu sayangi," ucap seseorang yang tidak aku kenal. Aku mengikuti cahaya putih, ketika aku sadarkan diri. Sudah ada kawan-kawanku, Komandan, Ayah, Ibu, Mami, Papi dan kedua adikku. Tetapi aku tidak melihat Tiara istriku, apakah mungkin Tiara istriku sedang sibuk di Papua. Makanya dia tidak hadir dan datang, padahal aku sangat merindukannya. "Sayang kamu mencari siapa?" tanya Ibuku dengan senyuman manisku. "Aku mencari Tiara Ibu," jawabku dengan senyuman. "Tiara sedang ke super market nak, istrimu sedang membeli buah apel dan buah Naga. Untuk kita semua," terang Ibu memberikan penjelasan. Aku menunggu selama dua puluh menit, istriku datang dengan membawa buah-buahan. Kami makan bersama, buah-buah tersebut kami makan. Setelah selesai makan, aku dan Tiara saling berpelukan. Karena wajar, kami adalah pengantin baru. Wajar jika kami sangat hangat, wajar jika kami sangat merindukan satu sama lain. "Sayang kamu mau buah apel dan buah naga?" tanya Tiara istriku. "Mau sayang, tolong aku suapin iya. Aku juga sangat ingin memakan buah," ucapku dengan senyuman yang menghiasi wajah cantikku. Aku sangat bahagia, karena dapat bertemu dengan orang-orang yang aku sayangi dan cintai. Ada istri cantiku dan baikku, yang sangat menyayangi dan mencintaiku melebihi apa pun. "Kamu juga makan sayang buahnya, jangan hanya menyuapi aku saja. Makan yang banyak juga sayang kamu juga makan sayang," ucapku dengan tersenyum. "Iya aku akan makan setelah suamiku makan, barulah aku makan. Aku juga ingin makan buah sayang," ucap Tiara dengan senyuman. Aku sangat bahagia, karena dapat berkumpul bersama istri dan keluargaku. Walaupun aku, istri dan keluargaku hanya di Aceh selama tiga hari. Tetapi aku sangat bahagia dan senang, walaupun hanya tiga hari bertemu. Aku yang sudah fit, serta staminaku sudah terjaga. Aku kembali bekerja, aku kembali dinas dengan mengenakan seragam dinas lorengku, aku bersama rekan dinasku. Langsung mengintai pergerakan musuh. Di lautan yang sangat luas, aku dan rekanku menolong orang asing yang terdampar dan di jahati oleh perombak. Seorang gadua bule, terlihat sangat kesakitan dan ketakutan. "Help me meneer, ik ben erg ziek. Help me om naar het ziekenhuis te gaan," ucap gadis tersebut dengan merintih dan menangis menahan sakit. (Tolong saya tuan, saya sangat sakit. Bantu saya untuk ke rumah sakit,) "Excuse me miss, do you speak English?" tanyaku kepada gadis bule tersebut. "Yes, I can speak English," jawab gadis bule tersebut. (Iya saya bisa berbahasa inggris,) "Now tell me what you need my lady will help me?" tanyaku kepada gadis bule tersebut. (Sekarabg katakan apa yang kamu butuhkan nona saya akan membantuku?) "Help me sir, I am very sick. Take me to the hospital," ucap gadis bule tersebut. (Tolong saya tuan, saya sangat sakit sekali. Bawa saya ke rumah sakit,) "Fine Miss, I will take you to the hospital. Miss hold on to the pain," ucapku dengan menenangkan gadis ini. (Baik Nona, saya akan membawa nona ke rumah sakit. Nona tahan iya rasa sakitnya,) Aku membawa gadis ini ke rumah sakit, kasihan sekali gadis ini. Bahkan gadis ini, gadis ini seperti terluka. Ia seperti menahan rasa sakitnya, iya menangis. Ketika di obati. Aku di telepone komandanku, komandanku menyuruh aku menanyakan asal gadis ini dimana. Komandan berniat memulangkan mereka ke Negaranya. Setelah gadis ini di obati, aku memberikannya roti keju. Ternyata gadis bule ini sangat menyukai keju dan mentega. "Where are you from, lady?" tanyaku kepada nona bule tersebut. "I'm from Holland," jawab gadis bule tersebut. (Saya berasal dari Neterland,) "Miss is now being treated and has eaten, I think she has recovered too. Come on, Miss, come with me. Let's go to Marine HQ." ucapku dengan senyuman. (Nona sekarang sudah di obati dan sudah makan, saya rasa nona juga sudah sembuh. Mari nona ikut saya ayo kita ke markas Marinir,) "Ok sir, thank you sir because you and your friends have been willing to save my life. I am very grateful," (Baik pak, terima kasih pak karena anda dengan kawan-kawan anda sudah mau menyelamatkan nyawa saya. Saya sangat berterima kasih banyak,) Aku dan gadis bule tersebut, saling beriringan menuju ke markas Marinir. Gadis tersebut tersenyum simpul dengan sangat bahagia, mungkin gadis ini sangat senang dan bahagia karena gadis ini mau ke Neterland. Aku sangat gembira, karena pekerjaanku hari ini. Berjalan dengan sangat lancar, walaupun minggu lalu kami sempat mengalami suasana mengerikan yang membuatku hampir merenggang nyawaku. Aku hampir mati, aku hampir merengang nyawa atas peristiwa tersebut. Aku terbangun pagi sekali, aku dan rekannku akan mengadakan acara ulang tahun Marinir. Aku belari keliling lapangan dengan membawa ransel dan senjata. Aku berlari secepat kijang dan sekuat kijang, aku berusaha keras berlari dengan sekuat tenaga. Setelah selesai lari, badanku sangat pegal sekali. Aku mengobatinya dengan koyo. Aku beristirahat sejenak, dengan meminum kopi dan roti di kantin. Aku sangat ingin pandai, seperti kawan sesama militerku. Karena ia sangat pandai sekali berbahasa asing. Dari berbagai Negara. Wajar jika Revin sangat pandai karena dia bule berkebangsaan Indonesia Perancis. "You are very good at foreign languages bro, can you speak French?" tanyaku kepada Revin. (Kamu sangat pandai berbahasa asing bro, dapatkah kamu berbahasa Perancis?) "Of course, I have French ancestry. I can only speak ten languages," jawab Revin dengan senyuman. (Tentu saja, saya ada keturunan perancis. Saya hanya bisa sepuluh bahasa,) "Wow, you're really great Revin, what languages do you have?" tanyaku kepada Revin. "I can speak English, Italian, Spanish, Korean, Dutch, French, Japanese, Chinese, Vietnamese and Thai. Not all the countries that I control," ucap Revin dengan senyuman menghiasi wajah bulenya. (Saya bisa berbahasa English, Italia, Spanyol, Korean, Neterland, Perancis, Jepang, Cina, Vietnam dan Thailand. Belum seluruh negara yang saya kuasai,) "Wow, you are great, you can master ten languages. I want to be like you very clever," pujiku dengan senyuman. (Wah kamu hebat sekali, bisa menguasai sepuluh bahasa. Aku ingin sepertimu sangat pandai,) "You are also very smart Adrian, I am sure you will be smart and can speak foreign languages like me. I also learned gradually at first I could only speak English and French for foreign languages other than Indonesian," ucap Revin dengan tersenyum. (Kamu juga sangat pandai Adrian, saya yakin kamu akan pandai dan bisa berbahasa asing sepertiku. Aku juga belajar bertahap awal mulanya aku hanya bisa berbahasa English dan Perancis untuk bahasa asing selain bahasa Indonesia,) Setelah selesai makan siang, kami melanjutkan pekerjaan kami. Tiba-tiba Revin mengajakku untuk pergi ke untuk kursus. Ternyata dia mengajakku ke tempat kursus Bahasa Neterland. Seusai kami pulang dinas. Aku catat dan pelajari, aku juga sangat ingin menjadi pandai. Aku nggak mau menjadi bodoh, aku harus pandai dan pintar. Tidak terasa sudah dua bulan aku kursus bahasa Neterland, bahkan bahasa Neterlandku lumayan setelah aku dapat pelajari dan kuasai. Bahasa Neterlandku juga sudah lumayan, nggak terlalu kaku. Seperti pertama kali aku belajar. Karena aku sudah tidak merasakan mulutku kelibet. Hari demi hari aku lalui, tidak terasa sydah hampir satu tahun aku di tugaskan di Aceh. Aku sangat merindukan istri dan anakku, anak yang masih di kandungan Istriku. Aku akan segera pulang sayang tunggu aku kembali, pergi demi tugas dan aku pulang kembali demi cinta. Kepalaku sangat pusing sekali, perutku juga sangat sakit mungkin karena aku telah makan banyak sambal ketika istirahat. Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD