I'm Not Mad, I'm Hurt

3664 Words

Pemuda yang tengah berbaring itu bergerak kecil di atas ranjang tempat tidurnya. Tangannya tergerak meraba kedua matanya yang masih diperban erat di sana. Ia beranjak duduk dengan menjatuhkan kedua kakinya ke bawah kasur. Ia menghela samar. Kepalanya tertunduk lama dengan kelopak matanya yang sudah kering dengan air mata. Terlalu banyak menangis sampai ia sendiri tidak tahu sudah berapa lama dia merengek dan mengeluh pada tuhannya. Setelah operasinya tadi malam, dokter mengatakan kalau matanya tidak punya kesempatan untuk melihat lagi. Dokter menjelaskan kalau kedua matanya kini mengalami buta permanen. Bagai disambar petir, ia shock dengan kenyataan yang ada. Untuk kesekian kalinya ia harus benar-benar diuji kesabarannya. Kini pergerakannya makin dibatasi karena kebutaannya yang terula

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD