When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Erisa berlari cepat dengan nafas yang masih ngos-ngosan. Gadis itu merutuk dalam hati karena terlalu sibuk dengan urusan hatinya sampai Erlangga ia acuhkan. Bukan karena Erisa menaruh rasa pada Erlangga. Melainkan karena Erlangga hanya bisa mengandalkan dirinya. Ia sudah paham betul bagaimana kisah memilukan keluarga Erlangga yang sampai sekarang masih menjadi tanda tanya besar baginya. Tentang asal-usul Erlangga yang sebenarnya. Tentang siapa ayah kandung Erlangga dan apa alasannya sampai meninggalkan Erlangga dan mamanya. Erisa geram. Ingin sekali rasanya gadis itu melampiaskan amarahnya. Ingin langsung bertatap muka dengan pria yang menjadi ayah sahabatnya itu. Ingin melontarkan semua uneg-uneg dan kekesalannya, mewakili Erlangga. Erisa menghentikan langkahnya saat melihat Syahir ber