When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Syaqila mematung di tempat dengan menatap ke arah pintu kamar mandi. Syahir kini berjalan maju mendekat padanya dengan tatapan sendu. Pemuda itu bahkan berulang kali menundukan kepala, sama sekali tidak berani menatap mata Syaqila. "Syahir." Panggil Syaqila dengan nada bergetar namun sang kembaran masih berdiri agak jauh darinya. Wisnu dan yang lain masih shock dengan kemunculannya dari sana. "Kamu, gakpapa kan ... gak ada yang luka atau sakit? Kamu kemana aja, kenapa baru muncul sekarang? Kamu sudah makan dan semalam tidur dimana?" Tanya Syaqila beruntun membuat Syahir tersenyum miris, makin merasa bersalah kini. "Jangan peduliin gue," gumam pemuda itu dengan masih merunduk, Syaqila mengerjap kaget tidak paham dengan apa yang kembarannya itu lontarkan. Syaqila masih merasa senang kar